Makasar, Aktual.com — Tokoh muda Muhammadiyah Fida Afif mengharapkan, Ketua Umum Muhammadiyah yang baru nanti dapat membawa organisasi dan bangsa menuju kemajuan sesuai tema Muktamar di Makassar yaitu, “Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan”.

“Semoga bisa terpilih Ketum yang amanah dan sanggup membawa Muhammadiyah kepada kemajuan-kemajuan selanjutnya,” kata Fida di Makassar, Senin (3/8).

Mantan Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) ini mengatakan Muhammadiyah memerlukan pemimpin yang sesuai dengan cita-cita organisasi.

Muhammadiyah, kata dia, menawarkan gagasan Indonesia berkemajuan, terbuka, aktif, bertanggungjawab, membebaskan dan transformatif. Dengan gagasan itu, Fida meyakini organisasi sebesar Muhammadiyah dapat mengatasi permasalahan-permasalahan inti negeri ini terutama pembentukan akhlak yang baik atau “akhlakul karimah”.

Kader-kader Muhammadiyah terutama generasi muda, kata dia, juga harus siap bahu-membahu meneruskan perjuangan-perjuangan pahlawan nasional.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya Ridho Al-Hamdi mengatakan Muhammadiyah sedang mencari pemimpin yang sempurna atau setidaknya mendekati kesempurnaan.

Salah satu kemampuan yang diperlukan pemimpin Muhammadiyah, kata Ridho, adalah dapat menginternasionalisasikan Muhammadiyah.

Menurut Ridho, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam tentu akan selalu di garda terdepan mengemban dakwah Islam yang bersifat “rahmatan lil’alamin” atau rahmat untuk alam semesta.

Untuk itu, internasionalisasi Muhammadiyah akan secara langsung atau tidak langsung akan turut membawa Islam mendunia. Terlebih, Islam mengalami pertumbuhan yang pesat dan menjadi agama terbesar kedua. Bahkan diperkirakan jumlahnya akan mendekati populasi umat Kristen pada 2050.

Muhammadiyah, kata dia, harus mendunia karena alirannya yang moderat atau bersifat menengahi. Dengan kata lain, kemoderatannya itu kebalikan dari ekstrimisme atau ideologi kekerasan. Islam sendiri sedang mengalami banyak pemberitaan buruk karena kerap dikaitkan dengan gerakan kekerasan kendati para pelakunya hanya segelintir Muslim.

Artikel ini ditulis oleh: