Jakarta, Aktual.com – Tokoh Rumah Amanah Rakyat, Ferdinand Hutahean, mengkritisi pemberitaan sejumlah media online cenderung menghalalkan segala cara. Ia ingin membuka mata kebenaran publik atas fitnah terhadap Soesilo Bambang Yudhoyono berikut ketidakadilan pemerintah.

Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/12), Ferdinand mengungkapkan, dalam sepekan terakhir beredar link berita. Dimana salah satu isi beritanya dikemas seolah-olah hasil jurnalistik dengan menyebut SBY dan Koalisi Cikeas sebagai pihak yang menyuruh dan membiayai Dian Yuli Novi (DYN).

Terduga inisiator teror bom yang ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 (Densus 88) di Bekasi, Jawa Barat, beberapa hari lalu.

“Tidak jelas sumber berita tersebut, tidak jelas siapa pengelola situs tersebut dan tidak jelas siapa yang menuliskan tulisan tersebut. Tapi jika melihat linknya, portal tersebut adalah sebuah blog yang dikemas layaknya sebuah portal media online,” urainya.

“Dan yang mengagetkan adalah portal tersebut mencantumkan link-link tertentu yang berhubungan dengan judi, agen togel hingga agen sabung ayam. Sebuah portal yang menawarkan pelanggaran hukum, jadi wajar tulisannya juga melanggar hukum dan bukan produk jurnalistik,” sambung Ferdinand.

Ia mempertanyakan siapa aktor dibalik berita-berita tersebut berikut tujuan dari artikel yang tidak jelas dan bermuatan fitnah tersebut. Meski belum jelas siapa, tujuan dan motifnya, namun Ferdinand menggarisbawahi bahwa semuanya bermuatan politis. Dalam hal ini Pilkada DKI Jakarta.

Diakuinya, artikel tersebut memang tidak secara langsung menyebut nama SBY sebagai Soesilo Bambang Yudhoyono. Akan tetapi jika ditinjau dari komunikasi publik, identitas SBY identik dengan Soesilo Bambang Yudhoyono. Berikut penyebutan Cikeas yang merupakan domisili SBY.

“Mengapa SBY yang jadi sasaran fitnah? (Karena) Putra pertama SBY yaitu Agus Harimurti Yudhoyono adalah Calon Gubernur DKI Jakarta saat ini,” kata Ferdinand.

SBY, kata dia, menjadi target fitnah dan pembunuhan karakter karena para buzzer politik yang gentayangan di dunia maya tidak menemukan cacat politik Agus Harimurti Yudhoyono sehingga target dialihkan ke SBY.

“Inilah buruk dan jahatnya politik. Agenda politik menjadi ajang dan moment memproduksi fitnah dan menghalalkan segala cara,” jelasnya.

Di sisi lain, Ferdinant mengkritisi sikap pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika yang terkesan sangat tidak adil dalam menyikapi portal-portal di dunia internet. Berbeda sikapnya yang begitu sigap menutup portal berita yang dianggap berseberangan dengan pemerintah seperti portal-portal media Islam dan portal citizen journalism.

“Apakah karena bukan pemerintah yang diserang sehingga pemerintah diam saja?,” tanya dia.

Ia berharap bahwa Kemkominfo segera bersikap secara adil sesuai ketentuan. Bukan saja kepada pihak yang berseberangan dengan pemerintah, tetapi harus diterapkan secara adil dan sama terhadap semua pihak.

“Ini penting karena jika pemerintah tidak adil, maka niscaya politik yang dijalani bangsa ini akan menjadi pendidikan sangat buruk bagi masa depan bangsa dan negara,” demikian Ferdinand.(Soemitro)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid