Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri berbicara saat menjadi keynote speaker dalam seminar nasional dan bedah buku Revolusi Pancasila di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (27/10). Buku Revolusi Pancasila merupakan karya Yudi Latif ini bercerita mengenai gagasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam Kesempatan tersebut, Megawati menunjukkan bahwa keseluruhan gagasannya menjadi masukan penting atas keseluruhan proses dialektika kehidupan berbangsa Indonesia. Tujuannya agar Indonesia bisa secepatnya menjadi bangsa yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Gerak Indonesia Emi Sulyuwati mengatakan bahwa kegelisahan rakyat Jakarta sangat terasa. Buktinya bisa dilihat dari penolakan demi penolakan terhadap kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama di DKI Jakarta.

“Penolakan demi penolakan terhadap kepemimpinan tertinggi di Provinsi DKI Jakarta adalah buktinya. Rakyat yang gelisah menunjukkan perlawanan tanda mereka tak mau pasrah,” tegas Emi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/7).

Emi yang juga relawan Jokowi pada Pilpres 2014 mengatakan, ketidakpasrahan rakyat Jakarta terhadap nasibnya terus disuarakan melalui berbagai kesempatan. Salah satunya dengan mengusulkan dan mendukung penuh pencalonan Tri Rismaharini sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada Serentak 2017 mendatang.

“Berbagai organisasi rakyat pendukung Tri Rismaharini telah bermunculan. Keinginan akan hadirnya sosok pemimpin pro rakyat terus menguat,” kata dia.

Gerak Indonesia memberikan dua masukan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Pertama, sebagai pimpinan partai dengan suara mayoritas di DKI Jakarta selayaknya menetapkan Tri Rismaharini sebagai Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017.

“Kedua, tidak mencalonkan kembali Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 karena sudah terbukti tidak pro rakyat miskin, anti dialog, dan mengingkari janji Jakarta Baru,” demikian Emi.

Diketahui, Ahok sudah dicalonkan oleh tiga parpol, yakni Golkar, Hanura dan Nasdem.  Sementara tujuh partai lainnya, termasuk PDIP, masih melakukan proses di internal partai masing-masing.

 

Laporan: Sumitro

Artikel ini ditulis oleh: