Menurut sumber Reuters, Trump sempat mengatakan pada Juli lalu bahwa Amerika Serikat harus mendapatkan bagian dari kekayaan tambang di Afghanistan sebagai balasan atas bantuan keamanan bagi negara tersebut.

Namun, demikian para investor masih mengkhawatirkan banyak hal di Afghanistan, terutama keamanan dan infrastruktur.

Meskipun tentara swasta bisa digunakan untuk melindungi area pertambangan dari serangan gerilyawan, biaya pemindahan mineral itu untuk ekspor masih sangat tinggi sampai negara tersebut benar-benar aman.

“Mereka berkata: Jangan khawatir, kami bisa menyewa tenaga pengamanan dan melakukan operasi pertambangan. Namun kemudian mereka sadar dan mengatakan: Bagaimana kami bisa membawa barang ini keluar dari Afghanistan,” kata seorang pakar pertambangan yang pernah bertugas di Kabul saat menceritakan percakapan dia dengan sebuah perusahaan tambang besar.

Menurut penelitian pada 2014, cadangan lithium terbesar Afghanistan terletak di provinsi Ghanzi dan Helmand. Keduanya masih berada dikuasai Taliban.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu