Foto udara kerusakan akibat tsunami Selat Sunda di wilayah pesisir Pandeglang, Banten, Minggu (23/12/2018). BNPB menyatakan korban akibat tsunami yang terjadi Sabtu (22/12/2018) malam, mencapai 229 orang meninggal dunia, 408 orang hilang dan ratusan lainnya luka-luka. ANTARA FOTO/HO-Susi Air/foc.

Banjarmasin, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi I Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Kalimantan Selatan yang juga membidangi bencana, H Suripno Sumas mengharapkan, agar peristiwa tsunami Selat Sunda hendaknya menjadikan pembelajaran terakhir.

“Pembelajaran terakhir tersebut, baik bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang berpotensi tsunami maupun daerah pesisir atau pantai lainnya, termasuk di Kalimantan Selatan,” tegasnya di Banjarmasin, Kamis (27/12).

Pembelajaran tersebut tidak saja berkaitan dengan tsunami, tetapi juga terhadap bencana alam lain yang datang tiba-tiba, tak bisa diperkirakan jauh-jauh hari atau secara dini,” lanjutnya menjawab Antara Kalsel.

Sebagai contoh di Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota juga termasuk daerah yang rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor jika curah hujan tinggi, serta kebakaran hutan dan lahan bila musim kemarau.

Begitu pula kendati dalam perkiraan Kalsel tidak berpotensi tsunami, tetapi tidak menutup kemungkinan peristiwa tersebut bisa saja terjadi, karena juga memiliki kawasan pantai, tutur pensiunan pegawai negeri sipil yang bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid