Beranda Internasional Turki Singgung Sikap Organisasi Negara Islam Atas Pembakaran Alquran

Turki Singgung Sikap Organisasi Negara Islam Atas Pembakaran Alquran

Ankara, aktual.com – Ketua Parlemen Turkiye, Mustafa Sentop menegaskan negara-negara Barat harus menghentikan penghinaan terhadap kitab suci agama. Sentop menyatakan hal tersebut menyinggung aksi pembakaran Al-Quran di Swedia, Belanda dan Denmark.

“Negara-negara Barat harus segera mengakhiri permainan berbahaya ini,” kata Sentop dalam pertemuan ke-17 Persatuan Parlemen Organisasi Negara Anggota Kerja Sama Islam (PUIC) di Aljazair, Minggu (29/1) kemarin.

Sebagaimana diketahui politisi Denmark-Swedia Rasmus Paludan, pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) sayap kanan, pada Jumat lalu membakar salinan Al-Quran di depan sebuah masjid di Denmark. Tindakan Islamofobia terjadi beberapa hari setelah Paludan membakar Al-Quran di luar Kedutaan Besar Turkiye di Swedia selama aksi protesnya yang dimaklumi polisi.

Paludan juga mengumumkan akan membakar kitab suci umat Islam setiap hari Jumat hingga Swedia masuk ke dalam aliansi NATO.

Penistaan Al-Quran tersebut memicu protes keras di dunia Islam. Turkiye secara tegas menyebut Paludan sebagai ‘penipu yang membenci Islam’ dan mengutuk keras izin yang diberikan oleh pihak berwenang untuk tindakan provokatifnya.

“Jelas (ini) merupakan kejahatan rasial. Fakta bahwa tindakan provokatif terhadap Islam yang menghina nilai-nilai suci kita diizinkan oleh otoritas Swedia dengan dalih kebebasan berekspresi,” tutur Sentop seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Dia menambahkan bahwa tindakan ini telah menunjukkan mentalitas penuh kebencian dari Barat yang tidak menghormati kepercayaan dan gagasan. Anehnya, ungkap Sentop, negara dan organisasi Islam juga tampak lemah menghadapi tindakan mengerikan seperti itu.

“Terlepas dari segalanya, kita umat Islam wajib bertindak waspada, moderat, masuk akal dan bermartabat. Kita tidak boleh meninggalkan prinsip menghormati perbedaan yang diajarkan oleh agama dan peradaban kita. Memerintahkan kebaikan dan menghindari kejahatan,” sambungnya.

Sentop mengatakan selain tanggapan individu oleh masing-masing negara, badan internasional yang mewakili negara-negara Islam perlu untuk menunjukkan reaksinya yang tegas.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Megel Jekson