“Perlu ada pendalaman usai membaca untuk pandangan-pandangan tentang agama Islam di media sosial. Jangan langsung mematok bahwa apa yang dibaca adalah suatu pendapat yang paling benar,” ujarnya.

Ia mencontohkan akhir-akhir ini kebanyakan umat Islam di Kota Palu menulis In Sya Allah (jika Allah mengizinkan) dengan tulisan In Sha Allah.

Mereka menganggap bahwa penulisan yang benar dan tepat yaitu menggunakan sh. Pandangan seperti ini mengacu pada sebuah pemahaman yang tersebar luas lewat media sosial.

Bahkan sebahagian menyalahkan yang lain bila menuliskan dengan in sya Allah, dengan sy. Padahal hal ini lebih pada literasi bahasa.

“Jika di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia kalimat In Sya Allah, maka penulisannya ya menggunakan sy. Bila di terjemahkan dalam bahasa inggirs atau dari arab ke inggirs maka penulisannya menggunakan sh,” sebutnya.

Rektor IAIN Palu ini meminta agar umat Islam lebih cerdas dalam memilih guru agama. Hal itu agar tidak terjadi pemahaman yang keliru terhadap agama Islam.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby