New York, Aktual.com – Dana Anak PBB (UNICEF), menyatakan lembaga itu prihatin dengan kesejahteraan sebanyak 650.000 anak di Mosul, Irak, yang telah melalui kekerasan dan sebagian terus menderita.

“Sebanyak 650.000 anak lelaki dan perempuan, yang telah hidup dalam mimpi buruk kekerasan di Mosul, telah membayar harga yang mengerikan dan memikul banyak kengerian selama tiga tahun belakangan,” kata Hamida Ramadhani, Wakil Utusan UNICEF di Irak, dalam satu pernyataan, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (14/7).

Pada Senin (10/7), Irak secara resmi mengumumkan Mosul telah dibebaskan dari IS setelah sembilan bulan pertempuran sengit untuk mengusir petempur garis keras dari kubu utama terakhir mereka di Irak.

Ramadhani mengatakan dalam tiga hari belakangan, organisasinya dan mitranya telah menyaksikan peningkatan jumlah anak yang tidak memiliki pendamping dan sangat rentan tiba di pusat penerimaan dan medis. Sebagian bayi juga telah ditemukan sendirian di reruntuhan.

“Keperluan dan masa depan anak-anak harus tetap menjadi prioritas utama dalam beberapa pekan dan bulan ke depan,” kata wanita itu di dalam pernyataan tersebut. Ia menambahkan UNICEF kembali mengeluarkan seruannya kepada semua pihak dalam konflik di Irak agar memperlakukan anak-anak sebagai anak kecil, di mana pun mereka dilahirkan, dan dari etnik apa pun mereka berasal.

“Sekarang lah waktunya buat mereka untuk memulihkan diri, mengatasi trauma mereka, bersatu kembali dengan keluarga mereka dan merengkuh kembali masa kanak-kanak mereka yang hilang,” kata wanita itu.

Mosul, sekitar 400 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, dikuasai IS sejak Juni 2014, ketika pasukan pemerintah melarikan diri dan meninggalkan senjata mereka. Direbutnya kembali Mosul memungkinkan petempur IS merebut beberapa bagian wilayah Irak Utara dan Barat.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: