Jakarta, Aktual.com — Allah SWT memang memerintahkan kepada umatnya agar selalu taat menjalankan perintahnya dalam beribadah dan juga berbuat baik secara ikhlas. Namun demikian, banyak manusia yang menjadi riya dengan Ibadahnya, lantaran dilakukan secara berlebihan.
Ustad Wijayanto memberikan tausiyahnya pada acara ‘Festival Ramadan’ di Lapangan Pondok gede Bekasi, memaparkan, bahwa beribadah bukan untuk dipamerkan.
“Jadi orang jangan Riya. Allah SWT tidak menyukai perbuatan demikian. apa perlu kita menceritakan bahwa kita sudah naik haji berkali-kali, atau beramal supaya dilihat orang. Itu semua menjadi percuma dan tidak memiliki pahala dari Allah SWT. Karena Riya dalam ibadah itu haram oleh ALLAh SWT,” ujar Ustad Wijayanto, di Jakarta.
Riya sendiri mengandung arti memperlihatkan amalan kebajikan, kebaikan dengan tujuan dilihat dan dipuji orang lain karena amal tersebut. Riya sendiri dibagi menjadi dua yaitu, haram dan yang diperbolehkan.
Menurutnya, riya ibadah yang haram, tetapi tidak merusakkan sahnya suatu amal ibadah. Jadi ibadahnya tetap sah. Contohnya, bila seorang Muslim salat dengan memperlihatkan kekhusyu’an. Dimana memperlihatkan, syarat dan rukunnya, maka salatnya tetap sah namun berdosa.
Ia menjelaskan, riya seperti ini telah dilarang sesuai dengan firman Allah SWT. “Maka celakalah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang mengerjakan salatnya dengan lalai dan riya dengan amal mereka dan enggan meminjamkan barang yang berguna,”
Sementara itu, kata ia, riya ibadah yang boleh, dengan tujuan ingin mengajar atau mendidik. Misalnya, seorang guru agama memperagakan tata cara salat yang baik dengan tujuan dan harapan agar murid atau orang yang melihatnya dapat meniru tata cara salat yang baik secara benar seperti yang guru tersebut praktekkan.
Contoh lain yaitu, menyebutkan jumlah sedekah yang ia berikan dalam pembangunan Masjid dan lainnya. Dengan maksud agar orang lain berlomba-lomba untuk bersedekah.
Artikel ini ditulis oleh: