(ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, aktual.com –  Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan Korlabi ke polisi atas dugaan penistaan agama terkait bagian ucapannya pada sebuah acara yang membandingkan antara Presiden ke-1 RI Sukarno dengan Nabi Muhammad SAW. Menurut Ustadz Yusuf Mansur, adik Megawati Soekarnoputri itu telah memberikan pernyataan yang ‘offside’.

“Kalau saya lihat sampai habis sih, mungkin maksud ibu sukma adalah bagaimana kemudian kita juga menghargai semua yang juga berjasa Dibidang apapun di Indonesia maupun didunia. Cuma beliau offside dan kejauhan dengan memberikan narasi question (menyakiti) umat Islam, menyakiti diri kita sendiri, kan beliau juga muslimah,” kata Ustadz Yusuf Mansyur, Minggu (17/11/).

Dia mengatakan, seharusnya Sukmawati tidak membuat narasi perbandingan antara jasa nabi Muhammad SAW dengan Soekarno. Hal itu justru menimbulkan salah persepsi dikalangan umat Islam.

“Harusnya kan kemudian tidak dibawa kepada itu. Jadi jangan begitu narasinya, kalau begitu menyebabkan nanti timbul persepsi yang memang negatif dari umat bahwa izin Allah SWT beliau seperti memang menghina nabi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ustadz Yusuf Mansyur bercerita mengenai sejarah pergerakan jihad Islam dalam rencana memerdekakan Indonesia. Ketika itu, ulama yang dikomandoi oleh Kyai Hasyim Asy’ari membakar semangat jihadis untuk melawan para penjajah.

“Gak boleh membesarkan yang satu mengecilkan yang lain, kan gak boleh. Ini menarik, mudah-mudahan polemik ini jadi Rahmat, ilmu buat banyak orang. Terutama buat nabi Muhammad saw, mana ini bulannya dia, bulan maulid kan,” tuturnya.

Oleh sebab itu, ia meminta semua pihak untuk berhati-hati memberikan suatu pernyataan di hadapan publik. Sebaliknya, ia juga meminta seluruh umat untuk tidak terpancing untuk marah.

“Memang perkara ini memang perkara yang mesti hati-hati ya. Kita salah salah ngomong jg tidak mungkin tidak membangkitkan amarah dari umat yang memang merasa nabi yang dicintainya kok dipandang atau dibanding-bandingkan dengan almarhum insinyur Soekarno,” terangnya.

“Siapa juga yang rela dan ridho? Cuma kan kita umat yang tidak boleh cepet marah juga. Kita umat yang tidak boleh cepet emosi. Jadi kita mesti melihat ini sebagai ruang memberi informasi, mengajar, berbaik sangka dan kemudian memberikan contoh dan kemudian memberikan juga pengetahuan tentang nabi kita,” tutupnya. [Eko Prianto]

 

 

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin