NEW YORK, NY - APRIL 3: U.S. Ambassador to the United Nation Nikki Haley answers questions during a press briefing at the United Nations headquarters, April 3, 2017 in New York City. Haley will serve as U.N. Security Council President for the month of April. (Drew Angerer/Getty Images)

New York, Aktual.com – Amerika Serikat, memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai status Jerusalem.

Semua 15 anggota lain DK memberi suara yang mendukung teks yang dirancang Mesir. Tapi karena Amerika Serikat yang menjadi salah satu anggota tetap DK, memiliki hak veto, rancangan resolusi tersebut gagal disahkan.

Sebelum veto tersebut, Duta Besar Mesir untuk PBB Amr Abdellatif Aboulatta, menjelaskan rancangan resolusi itu berusaha menjamin bahwa setiap upaya untuk mengubah ciri khas atau susunan demografik Kota Tua Jerusalem tak memiliki dampak dan batal serta tidak sah dan harus dicabut.

Rancangan resolusi tersebut juga menyeru semua pihak agar tidak mendirikan misi diplomatik di Jerusale, kata Aboulatta.

Saat menjelaskan veto itu, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan itu adalah veto pertama AS di Dewan Keamanan dalam waktu lebih dari enam tahun.

“Kami melakukannya dengan tidak senang, tapi kami melakukannya tanpa rasa enggan,” kata wanita duta besar tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua, Selasa (19/12).

Ia berkilah negaranya “memiliki hak kedaulatan untuk menentukan di mana dan apakah akan mendirikan kedutaan besarnya di satu negara”.

Wakil dari negara lain di DK menganggap Israel tak memiliki kedaulatan atas seluruh Jerusalem dan Jerusalem adalah masalah status-akhir, yang mesti diselesaikan melalui perundingan Palestina-Israel.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: