“Contohnya lukisan di tembok kampung ini, ada lukisan kuda kencak khas Lumajang. Jika kampung cantik ini terkenal, maka wisatawan akan tertarik berkunjung. Dari situ, tumbuh industri kreatif penduduk dan seniman sekitar yang menjual lukisan, ukiran, atau produk unggulan khas daerahnya. Inilah harapan kami,” ujarnya.

Menurutnya festival tersebut tidak hanya dilakukan untuk pengecatan rumah penduduk saja, namun dilakukan pula sosialiasasi dan penyuluhan kesehatan pada masyarakat, serta kerja bakti dan penghijauan kawasan kampung bersama penduduk.

“Khusus di Kabupaten Lumajang, kegiatan ini dilaksanakan di sepanjang Kali Asem yang berada di Kelurahan Rogotrunan, Kecamatan Lumajang Kota,” katanya.

Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka digelar pada April hingga Mei 2017 di 11 zona di Jatim yakni Kabupaten Banyuwangi, Lumajang, Malang, Trenggalek, Jombang, Kota Kediri, Bojonegoro, Gresik, Probolinggo, Sumenep, dan Sidoarjo yang masing-masing zona diikuti oleh dua sampai enam kwartir cabang.

Sementara Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Lumajang As’at Malik mengatakan festival tersebut tidak hanya memberikan manfaat kepada anggota pramuka saja, tapi juga bagi masyarakat di Lumajang secara keseluruhan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Nebby