Pedagang menanti pembeli di Pasar Genuk yang tergenang air rob di Semarang, Jawa Tengah, Senin (16/5). Rob atau banjir pasang air laut melanda daerah tersebut sejak siang hingga malam terjadi hampir sepekan terakhir menyebabkan omzet pedagang turun hingga lebih dari 50 persen dan menghambat aktivitas warga setempat serta memicu kemacetan di jalur Pantura Semarang. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc/16.

Semarang, Aktual.com – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menerapkan tiga jurus untuk mengatasi banjir rob yang selama ini membuat resah warga kota Semarang.

Dijelaskan Hendrar tiga cara tersebut, yaitu dengan menjaga saluran air, mengerahkan dinas pemadam kebakaran dan membuat tanggul darurat. Tiga cara itu diklaim bisa membuat wilayah pemukiman penduduk menjadi kering dari air rob.

“Cara itu sudah terbukti mampu memberikan penanganan yang maksimal. Kemarin di daerah Bugangan yang tidak pernah absen dari genangan air, tapi sekarang daerah tersebut telah kering,” ucap Hendrar, Senin (15/8).

Upaya menjaga saluran air dilakukan agar warga tidak membuang sampah di bantaran sungai. Jika tertutup sampah, sungai tidak akan bisa maksimal menampung air hingga pada gilirannya air meluber ke daratan.

Khusus upaya itu, Wali Kota menugaskan petugas untuk mengawasi saluran air. Jika ditemukan sampah, petugas diminta mengambil sesegera mungkin.

Sementara upaya membawa Dinas Pemadam Kebakaran karena mobil pemadam bisa masuk ke rumah-rumah penduduk.

“Mobil pemadam kebakaran kami minta untuk menyedot air rob yang menggenangi rumah warga lalu dibuang ke kali besar,” lanjutnya.

Mobil pemadam kebakaran ini terlihat menyedot air di sepanjang Sungai Banjir Kanal Timur, terutama di wilayah Barito, Semarang.

Sementara langkah terakhir yaitu dengan penyiapan tanggul darurat dengan memanfaatkan anyaman bambu. Anyaman bambu itu menjadi diisi material pasir membentuk sebuah tanggul untuk penahan air.

Artikel ini ditulis oleh: