Jakarta, Aktual.com – Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta, angkat bicara terkait dengan aksi walk out yang dilakukan pianis Ananda Sukarlan ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir di Kolese Kanisius, Sabtu (11/11). Peristiwa tersebut dinilai sebagai sikap intoleran.

Menurut Ketua Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta Syahrul Hasan, aksi yang dilakukan Ananda Sukarlan dan beberapa orang lainnya, menggambarkan sikap intoleran dan miskin akhlak sebagai tuan rumah dalam menerima tamu.

“Kehadiran Anies Baswedan sebagai tamu adalah atas permintaan resmi dari tuan rumah itu sendiri. Aksi wal kout Ananda Sukarlan yang menuduh Anies Baswedan meraih kursi gubernur tidak sesuai nilai – nilai Kanisius, adalah jauh panggang dari api,” kata Syahrul dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Selasa (14/11).

Dijelaskan Syahrul, Anies Baswedan merupakan bagian dari Keluarga Besar Muhammadiyah, baik secara struktural maupun kultural. “Saat ini beliau diamanahi sebagai penasehat Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta Selatan. Dimana Prof. DR. Din Syamsudin MA menjabat sebagai ketua ranting tersebut,” jelasnya.

Lebih jauh Syahrul mengungkapkan, kantor PP Muhammadiyah di Jalan Menteng Raya 62, Jakarta Pusat, bersebelahan dengan gedung Kolese Kanisius. Muhammadiyah selalu menyediakan lahan parkir gedung dakwah Muhammadiyah untuk kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan oleh Keluarga Besar Kolese Kanisius sebagai wujud nyata dan otentiknya toleransi Keluarga Besar Muhammadiyah.

“Anies Baswedan tentu sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah punya sikap yang sama dalam menjaga toleransi dan persatuan antar umat beragama yang selama ini telah berjalan dengan baik, karena beliau juga adalah cucu dari pendiri Republik Indonesia yang sama – sama kita cintai,” ungkapnya.

Untuk diketahui, peristiwa walk out tersebut terjadi dalam rangka memperingati 90 tahun berdirinya Kolese Kanisius, sekaligus pemberian penghargaan kepada lima alumni Kanisius dari berbagai generasi. Salah satu penerima penghargaan itu adalah Ananda Sukarlan.

Peristiwa itu terjadi ketika Gubernur Anies Baswedan memberikan pidato. Ananda Sukarlan langsung berdiri dari bangku VIP-nya untuk meninggalkan ruangan. Aksi itu diikuti oleh ratusan peserta lainnya yang merupakan alumni Kanisius.

Setelah memberikan pidatonya, Anies Baswedan disambut dengan dingin oleh hadirin yang tinggal. Hadirin yang tadinya walk out pun memasuki ruangan kembali, setelah Anies Baswedan meninggalkan ruangan.

Saat pemberian penghargaan kepada lima alumni, Ananda mendapat giliran untuk pidato selama 10 menit. Di pidato itu, ia mengkritik panitia penyelenggara. “Anda telah mengundang seseorang dengan nilai-nilai serta integritas yang bertentangan dengan apa yang telah diajarkan kepada kami. Walaupun anda mungkin harus mengundangnya karena jabatannya, tapi next time kita harus melihat juga orangnya. Ia mendapatkan jabatannya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Kanisius. Ini saya tidak ngomong politik, ini soal hati nurani dan nilai kemanusiaan,” kata Ananda.

Artikel ini ditulis oleh: