Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) RI Bima Arya Sugiarto menekankan peran strategis Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam pembangunan nasional dan daerah untuk mendukung berbagai target pemerintah, mulai dari pertumbuhan ekonomi 8 persen hingga pengentasan kemiskinan.
“Target Indonesia itu luar biasa dahsyat ya, pertumbuhan ekonomi 8 persen, kemudian juga ada target mengurangi kemiskinan, dan target-target semua itu enggak bisa dicapai kalau tidak terjadi kolaborasi dan sinergi, juga akselerasi,” kata Bima Arya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (14/12).
Hal itu disampaikannya saat acara Bimbingan Teknis Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota salah satu partai politik di Jakarta, Jumat (13/12).
Dia mengatakan DPRD perlu memahami berbagai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan mengawal implementasinya di lapangan, termasuk mengkritisi kepala daerah yang tidak menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)-nya dengan baik.
“DPRD harus bisa mengawal program-program yang terprogram. Nah, termasuk DPRD harus bisa mengkritisi, apabila dirasakan ada bupati, wali kota atau gubernur yang melenceng, enggak on the track, yang enggak sesuai,” ujarnya.
Dia menyebut DPRD juga perlu mengawal pemerintahan daerah secara konsisten, serta mengakomodasi aspirasi masyarakat untuk disampaikan kepada para kepala daerah sebagai bahan evaluasi dalam rangka mengawal pencapaian target program.
Terlebih, lanjut dia, Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya efisiensi, efektivitas, dan penghematan demi pemanfaatan dana publik bagi kepentingan rakyat.
“Kalau ada target-target program yang memang dirasakan enggak nyampai, DPRD kan adalah orang yang paling pertama untuk membaca itu pertanyaan di bawah, dan disampaikan untuk menjadi evaluasi dari para kepala daerah,” tuturnya.
Dia meminta pula DPRD bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong semangat generasi muda dalam pembangunan daerah sebab meningkatkan kesadaran publik, terkhusus generasi muda, menjadi kunci pencapaian berbagai target pemerintah.
“Banyak aktivis di sini, aktivis mahasiswa, aktivis antikorupsi, aktivis media, pegiat sosial media, pegiat sosial, disabilitas, gitu. Jadi, ya inilah contoh sinergi kolaborasi,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan