Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi saat meninjau Pasar Agung Depok bersama Wakil Walikota Depok, Rabu (16/3) lalu.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi saat meninjau Pasar Agung Depok bersama Wakil Walikota Depok, Rabu (16/3) lalu.

Jakarta, Aktual.com – Singapura terancam krisis daging ayam imbas dari pelarangan ekspor ayam Malaysia sebanyak 3,6 juta per bulan sejak 1 Juni 2022 lalu. Berdasarkan data yang dikutip dari Reuters per Rabu (1/6), Singapura mengandalkan pasokan impor ayam dari Malaysia mencapai 34 persen.

Sementara itu, stok daging ayam Indonesia tengah mengalami surplus. Data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) mencatat, produksi daging ayam tahun 2022 dibidik mencapai 4,078 juta ton, sehingga ketersediaan tahun ini bisa mencapai 4,098 juta ton.

Total kebutuhan tahun 2022 diproyeksikan mencapai 3,195 juta ton, atau sekitar 266.287 ton per bulan. Dengan demikian, terjadi surplus dalam neraca daging ayam ras nasional sebesar 903.267 ton.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengungkapkan Indonesia bisa mendapatkan peluang dari kebijakan Malaysia yang melarang ekspor ayam. Misalnya saja mengambil ceruk pasar di Singapura.

“Potensi ekspor memungkinkan terjadi, mengingat kondisi pasar dalam negeri kini tengah surplus daging ayam,” kata Harvick dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (6/6).

Wamentan Harvick mengatakan ekspor bisa menjadi solusi agar harga ayam bisa stabil atau tidak jatuh ketika terjadi surplus. Selama ini, ketika surplus stok membanjiri pasar, harga daging ayam pun ikut jatuh.

“Selama untuk pasokan dalam negeri kita tercukupi dan dapat dipastikan stok aman, ketika ada peluang menyuplai ke negara lain seperti Singapura maka bisa diambil,” ujar dia.

Sebelumnya, Malaysia melarang ekspor ayam 3,6 juta per bulan mulai 1 Juni 2022. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan pasokan dalam negeri dan menahan lonjakan harga.

Kebijakan itu sangat berdampak bagi Singapura, di mana sumber sepertiga unggasnya berasal dari Malaysia. Hampir semua ayam diimpor hidup-hidup ke Singapura, di mana mereka disembelih dan didinginkan.

“Pemerintah memandang serius persoalan pasokan ayam dan kenaikan harga yang berdampak pada masyarakat,” kata Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob dikutip dari The Strait Times, Rabu (1/6).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: A. Hilmi