Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengatakan sektor pangan dan pertanian menjadi salah satu ujung tombak dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19. Menurutnya, sektor ini dinilai strategis karena berhubungan dengan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan ketersediaan pangan.
“Di tahun 2020 sektor pertanian sebagai penyumbang APBN terbesar sebesar 16 persen atau tumbuh 2 persen lebih dibanding tahun 2019. Dan di 2021 sampai dengan hari ini terus tumbuh. Kami terus berupaya untuk bagaimana meningkatkan pemasukan negara,” kata Harvick dalam diskusi virtual ‘Potensi Sektor Pertanian Dalam Mencegah Krisis Ekonomi Di tengah Pandemi’, yang diselenggarakan Aktual.com, pada Kamis (29/7).
Selain itu, Wamentan mencatat saat ini ada hampir 4 juta petani baru. Hal ini disebabkan, banyaknya jumlah pekerja ataupun pegawai yang terkena dampak dari gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) selama masa pandemi, sehingga sektor pertanian menjadi pilihan alternatif bagi mereka.
“Kami mencatat di Kementerian Pertanian ada sekitar 4 juta petani baru dimasa pandemi. Ini suatu berkah untuk mereka karena ada hasil disana yang bisa mereka menfaatkan dan pastinya meraka akan kita bina, kita bimbing agar siap kerja menjadi petani Profesional,” ujar bendahara PBNU ini.
Harvick pun menyadari bahwa terjadi pelambatan dalam menjalankan program-program Kementerian Pertanian yang berkaitan dengan pertumbuhan produktivitas komoditas pangan.
“Penyerapan anggaran APBN di kementan baru terserap sekitar 20 persen per Juli ini yang ini akibat dampak dari Covid-19 ini,” ungkapnya.
Ia memastikan, Kementan akan terus berusaha menjalankan program-program yang dapat menstabilkan ketahanan pangan walaupun ditengah pandemi ini.
“Kita akan terus berusaha maksimalkan untuk menjaga kebutuhan pangan kita dan semoga bisa menekan import,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra