Sementara itu, perwakilan Komunitas Jalansutra Harry Nazarudin mengatakan, menurut sejarahnya, minuman dan teknologi fermentasi di Indonesia berasal dari dua arah.

Pertama, migrasi manusia ke Indonesia yang membawa ragi dan bibit pohon aren. Kedua, berasal dari alam Indonesia dimana teknologi fermentasi merupakan hal yang khas seperti yang terjadi pada tape ketan.

Hal itu menunjukkan minuman fermentasi merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dan juga sangat berpotensi menjadi ikon Indonesia yang berdaya tarik internasional.

Beberapa minuman fermentasi ternyata mampu bertahan dan bahkan sudah dikomersialisasikan, contohnya Sopi dari NTT.

Dekan Fakultas Sosial Universitas Podomoro, Dea Prasetyawati, menambahkan pihaknya juga menyelenggarakan kompetisi pembuatan cocktail dari minuman fermentasi sebagai bahan campuran.

Hal itu bertujuan melestarikan warisan budaya Indonesia. Cara lainnya melalui komitmen untuk memasukkan minuman fermentasi sebagai bagian dari kurikulum kuliah bisnis perhotelan.*

Artikel ini ditulis oleh: