Jakarta, Aktual.com – Di “benteng” kaum liberal di kota New York, warga bingung atas pemerintahan Republik mendatang, menemukan pelipur lara sepekan setelah pemilihan presiden AS berlalu dengan membangun dinding, namun bukan yang dibicarakan Donald Trump saat kampanye.

Penduduk salah satu kota tersibuk di dunia itu membangun “dinding” dengan cara menempatkan catatan tulisan tangan anonim di stasiun sibuk kereta bawah tanah.

Pada Selasa, banyak catatan memberikan dukungan untuk pendatang atau mengejek janji Trump membangun dinding di sepanjang perbatasan AS dengan Meksiko dan menyuruh Meksiko membayar untuk itu.

“Tembok lebih baik,” kata catatan.

“Ini dinding yang bisa dibangun oleh cinta,” kata catatan lain.

Pemasangan lapisan dinding di bawah tanah Manhattan Union Square, yang berjudul “Subway Therapy”, adalah ide dari seniman Matius “Levee” Chavez.

“Beberapa hari terakhir kita telah dibuat stres dan saya ingin memberikan orang kesempatan untuk terlibat dalam cara yang ringan dan mudah,” kata dia di majalah “Quartz”.

Siapa pun dapat menayangkan catatannya, dan lebih dari 10 ribu orang telah melakukannya, tulis Chavez di Instagramnya.

Calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton dikalahkan Trump dengan 79 persen berbanding 18 persen di kota New York.

Penulis catatan tempel tersebut mengambil pendekatan yang bervariasi. Beberapa menjanjikan tindakan politik dengan mengatakan “Memberikan suara pada 2018” dan “Aku akan melakukan bagian saya untuk mengubah ini!”.

Sebuah catatan tempel berwarna biru, mengutip novelis Zadie Smith dalam persoalan keputusasaan, dan satu catatan merah muda mengutip Khotbah Yesus di gunung dengan perkataan “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.” Gubernur New York dari Partai Demokrat, Andrew Coumo, terkena “pukulan” pesan pro-imigran dalam catatan yang menayangkan puisi dari Emma Lazarus yang ada di Patung Liberty.

“Beri aku lelahmu, kemiskinanmu, berjubalan massa yang merindukan untuk bebas … Saya mengangkat lampu ku di samping pintu emas,” kata catatan itu.

Sikap menantang yang dinyatakan dalam catatan adalah hak warga New York untuk menyampaikan pesan, kata Caitlin Cherry (28) saat ia berhenti sejenak untuk melihat dinding tersebut.

“Saya senang bahwa orang-orang yang mengunjungi dinding ini dapat melihat bahwa tidak semua warga Amerika menginginkan ini,” kata perempuan yang berprofesi sebagai pelayan tersebut.

Dalam protes terhadap papan nama secara terpisah, tiga bangunan apartemen di Manhattan Upper West Side, menurunkan papan nama Trump Palace dan akan dikenali dengan alamat mereka masing-masing, menurut laporan publikasi perdagangan Real Deal, yang juga mengutip surat elektronik pada para penghuni dari pemilik lahan Equity Residential.

Beberapa penghuni mengedarkan petisi meminta pergantian.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby