Paris, Aktual.com – Rancangan kesepakatan yang disiarkan dari Konferensi Perubahan Iklim Paris 2015 (COP21) pada Rabu (9/12) waktu setempat, memiliki “bahan bagi hasil yang ambisius”, kata World Wide Fund for Nature (WWF).

Namun, “keputusan berat” berada di hadapan semua bangsa dalam beberapa hari ke depan, kata pemimpin delegasi WWF ke COP21 Tasneem Essop.

“Para menteri sekaran hanya memiliki waktu dua hari untuk memutuskan apakah akan menempatkan kita di jalur yang akan membatasi kita pada 1,5 derajat Celsius peningkatan temperatur atau ke arah dunia tiga derajat Celsius,” kata Essop, sebagaimana diberitakan Xinhua, Kamis (10/12).

“Kepemimpinan Prancis dalam pertemuan puncak iklim pada Rabu mengeluarkan satu versi kesepakatan global yang sudah diubah, yang dirampingkan jadi 29 halaman dari 48 halaman. Teks rancangan kesepakatan tersebut akan dibahas dan diperhalus dalam sisa waktu,” katanya menambahkan.

Rancangan itu saat ini meliputi lebih banyak pilihan untuk meningkatkan janji iklim mereka saat ini sebelum 2020.

Namun, Essop menggaris-bawahi semua negara masih perlu “menutup lubang yang masih ada untuk memastikan setiap kajian pra-2020 menyeluruh”.

Kesepakatan akhir mesti mencakup “penyesuaian, keuangan dan pengurangan gas buangan dan tak boleh membiarkan ada negara yang tertinggal”, kata wanita pejabat itu.

Pada Sabtu (5/12), rancangan akhir mengenai kesepakatan baru iklim global dihasilkan oleh para perunding di Paris, dan siap buat ditangani para menteri sehingga mereka bisa menangani perbedaan politik yang peka pekan ini.

Rancangan tersebut terdiri atas 26 pasal yang mencakup berbagai masalah dan pengurangan gas buangan, penyesuaian, kerugian dan kerusakan, keuangan, teknologi dan transparansi tindakan. Rancangan itu diserahkan kepada para menteri untuk dibahas lebih lanjut.

Kesepakatan Paris diperkirakan akan menjadi alat kedua yang mengikat secara hukum berdasarkan Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim –kesepakatan yang mewajibkan negara maju menjadi pelopor dalam pengurangan buangan karbon dan menyediakan dukungan keuangan buat negara berkembang.

Yang pertama ialah Protokol Kyorot, yang menetapkan jumlah buangan sasaran pengurangan gas buat negara maju.

Dibandingkan dengan versi pertama rancangan yang dicapai para perunding pada awal tahun ini di Paris, yang memiliki hampir 100 halaman, rancangan pada Jumat (4/12) lebih bisa dibaca dengan pilihan yang lebih sedikit dan lebih jelas untuk bermacam masalah.

Artikel ini ditulis oleh: