Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latief (tengah) bersama anggota Dewan Pengarah UKP-PIP Try Sutrisno (kedua kanan) dan Mahfud MD (kanan), Deputi Bidang Advokasi UKP-PIP Hariyono (kiri) dan Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi UKP-PIP Silverius Yoseph Soeharso (kedua kiri) memberikan salam saat mengunjungi Vihara Dharma Bhakti Petak Sembilan, di Jakarta, Jumat (16/2). Yudi Latif menegaskan, etnis Tionghoa sudah eksis di Tanah Air sejak Indonesia belum merdeka. Yudi menyebutkan berdasarkan fakta sejarah, keturunan Tionghoa ikut serta dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) hingga Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). AKTUAL/Tino Oktaviano

Denpasar, Aktual.com – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latief mengingatkan kalangan kampus untuk tidak meremehkan aspek kebangsaan dan nilai-nilai kemajemukan, sebagai upaya mencegah berkembangnya paham-paham radikal.

“Sejarah kampus kita ‘kan selalu kampus yang merupakan para pemikir tercerahkan, mereka yang berlatar belakang beragam, kemudian bertemu dan mempunyai inspirasi untuk menyatukan keragaman dari tautan harmoni ke-Indonesiaan,” kata Yudi Latief di sela-sela menjadi pembicara pada Sosialisasi Kebangsaan bertajuk ‘Peningkatan Wawasan Kebangsaan untuk Memperkuat NKRI bagi Generasi Muda’ di Kampus Unhi Denpasar, Senin (28/5).

Jadi, menurut dia, sejarah kampus-kampus di Tanah Air, tidak bisa dipisahkan sebagai kampus yang mengagungkan nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan dan emansipasi.

“Manakala sekarang kampus menjadi sarang irasionalitas, sarang kebencian, permusuhan, itu sebenarnya sudah keluar dari nilai dasar dan historis kampus-kampus di Indonesia. Tentu itu sangat mengkhawatirkan, karena salah satu misi bangsa adalah mencerdaskan kehidupan warga bangsa,” ujarnya pada acara sosialisasi yang dihadiri sekitar 1.500 siswa dari SD hingga SMA/SMK dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Bali itu.

Yudi Latief berpandangan, kecerdasan yang terpenting bukan hanya misalnya kecerdasan Matematika, Fisika, Kimia dan sebagainya. “Namun, yang terpenting adalah kecerdasan kewarganegaraan, kesanggupan menautkan pribadi dalam kolektivitas, kesanggupan menghargai perbedaan, kesanggupan menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara,” ucapnya.