Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri) dan Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan (ketiga kiri) menyalami anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) tahun 2015 usai pengukuhan di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (15/8). Presiden mengukuhkan 68 pelajar SMA dari 34 provinsi menjadi anggota Paskibraka yang bertugas mengibarkan sang saka Merah Putih pada peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-70 di halaman Istana Merdeka pada 17 Agustus nanti. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/foc/15.

Surabaya, Aktual.com — Meski mendapat undangan upacara dari istana negara, mantan menko polhukam yang baru saja di reshuffle Presiden Jokowi Tedjo Edhy Purdjianto memilih menghadiri undangan upacara bersama warga Tionghoa di Surabaya.

“Saya sebenarnya juga dapat undangan di istana negara untuk mengikuti upacara. Tapi setelah menjadi warga sipil biasa, saya ingin bisa berbaur dengan masyarakat kecil yang kebetulan juga saya diundang oleh warga Tionghoa untuk upacara di sini.” kata seusai menghadiri upacara HUT RI ke 70 bersama 3500 umat Tionghoa di Surabaya, Senin (17/8).

Diakuinya, ada rasa berbeda ketika melakukan upacara dengan etnis Tionghoa dan para masyarakat kecil seperti tukang becak, penjahit sepatu dan sebagainya. Dia melihat semangat masyarakat ekonomi menengah kebawah dalam upacara HUT tampak kidmad.

“Ada semangat yang luar biasa dari mereka. Meski mereka harus bekerja susah payah, tapi saat upacara dia begitu semangat seolah-olah lupa dengan pekerjannya. Lebih-lebih semangat para warga Tionghoa.” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, ujar dia, sudah saatnya ada perubahan kata-kata antara pribumi dan non pribumi pada etnis Tionghoa. Sebab, masyarakat Tionghoa juga pernah berperan dalam mempertahankan kemerdekaan RI Surabaya bersama warga Indonesia. Tidak hanya itu, dalam era pembangunan, masyarakat Tionghoa juga berperan di bidang ekonomi yang mereka wariskan pada turun temurunnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ahmad H. Budiawan
Editor: Wisnu