Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) menyematkan anugerah tanda kehormatan Republik Indonesia kepada prajurit TNI Angkatan Laut pada puncak peringatan Hari Nusantara ke-15 di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, Aceh, Minggu (13/12). Sesuai keputusan presiden (kepres) empat prajurit TNI AL memperoleh anugerah Satyalancana Wira Dharma dan Satyalancana Wira Nusa. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/ama/15.

Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengatakan kemajemukan yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekuatan maha dahsyat yang dimiliki oleh Republik ini dan bukanlah hambatan dalam menjalankan aktivitas bela negara untuk Tanah Air.

“Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dahsyat bila kita bisa menjaganya dengan baik,” kata Jusuf Kalla saat memimpin acara peringatan ke-67 Hari Bela Negara di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Sabtu (19/12).

JK mengingatkan bahwa dalam lintasan sejarah, terdapat contoh sejumlah bangsa yang terpecah belah dan tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan mereka dengan baik.

Jusuf Kalla juga mengemukakan, kemajemukan bukanlah halangan untuk menjalankan kegiatan bela negara karena sejarah telah membuktikan bahwa dengan persatuan Indonesia, semua tantangan yang dihadapi bangsa ini ternayata dapat dilalui dengan menjaga kebersamaan.

“Saya mengajak seluruh bangsa membangun kebersamaan dan persatuan. Mari membangun sinergi meski kita berasal dari latar belakang yang berbeda-beda,” katanya.

Jusuf Kalla menegaskan, penegakan kedaulatan bangsa tidak lepas dari keseluruhan elemen rakyat, dan sejarah juga menunjukkan bahwa membela negara tidak hanya dilakukan dengan mengangkat senjata, tetapi bisa juga membela negara dengan cara-cara lain seperti diplomasi.

Jusuf Kalla juga mengingatkan bahwa Indonesia menghadapi dinamika geokonstalasi yang berubah pascaperang dingin, seperti perdagangan bebas yang menjadi agenda banyak negara sehingga persaingan ekonomi antarnegara akan terus meningkat di masa depan.

Kondisi tersebut, lanjutnya, terutama dalam penguatan terhadap akses sumber daya alam dan energi yang bila Indonesia lengah, maka bangsa ini bisa tertinggal dan terpuruk dari aspek perekonomian bangsa.

Selain itu, ujar dia, persoalan di dalam negeri yang masih harus diatasi bersama antara lain adalah kemiskinan, keterbelakangan, dan ketimpangan sehingga semua warga negara harus mendapatkan akses layanan kesehatan, pendidikan, dan energi, serta bebas dari keterisolasian.

“Panggilan untuk bela negara, semua anak bangsa mesti bergerak sesuai panggilannya masing-masing. Hal ini bisa dilakukan guru, tenaga kesehatan, pegawai negeri, pedagang, dan profesi lainnnya,” katanya.

Jusuf Kalla mencontohkan bela negara seperti guru di perbatasan yang berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa, TNI di pulau-pulau terluar yang menjaga kedaulatan negara, serta dokter yang dengan penuh semangat memberikan pelayanan hingga daerah-daerah terpencil.

Untuk itu, Kalla mengemukakan bahwa kesadaran bela negara harus ditanamkan sejak dini seperti melalui pendidikan kewarganegaraan, melalui cara-cara yang inovatif karena di era informasi kini, terbuka cara-cara baru dan kreatif dalam mewujudkan bela negara.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan