Jakarta, Aktual.com — Politisi PDI Perjuangan Darmadi Durianto mengingatkan calon kepala daerah, agar hati-hati dalam menerima sumbangan dari konglomerat hitam dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada). Sebab bisa jadi sumbangan mereka ada buntutnya, yakni memuluskan usaha mereka dikemudian hari.

“Konglomerat yang hitam baik secara langsung maupun tidak langsung mencuri hak-hak rakyat atau merampas hak-hak rakyat, menghisap darah rakyat dengan berbagai permainan bisnis,” kata Darmadi kepada wartawan, Sabtu (19/3).

“Misalnya saja mereka menggunakan teknik-teknik permainan bisnis kotor yang menghisap darah ràkyat seperti mencuri lewat BLBI, penggelapan pajak, mengambil tanah atau lahan milik rakyat dan lain-lain,” sambungnya.

Anggota Komisi VI itu menekankan demikian dengan sumbangan yang diberikan kepada ‘TemanAhok’, guna memuluskan langkah atau sosialisasi Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon gubernur pada Pilkada 2017 mendatang.

Menurutnya, sebagai petahana, Ahok semestinya menjauhi konglomerat hitam yang kerjaannya menghisap darah warga Jakarta. Di sisi lain, sumbangan yang diberikan itu secara langsung juga bersinggungan dengan kredibilitas Ahok sebagai pemimpin.

“Dugaan kesana bisa saja. karena Ahok memerlukan banyak uang untuk kampanye, sewa booth dimall, uang saksi dan lain-lain itu semua memerlukan dana,” jelasnya.

Sebelumnya, saat menjadi narasumber dalam sebuah acara seminar di Jakarta, Sabtu (12/3) pekan lalu, Ahok mengungkapkan hasil lobi yang dilakukannya pada Pilgub 2012 lalu. Ahok mengaku berhasil menggalang dana hingga Rp 4,5 miliar dari sembilan perusahaan untuk membiayai saksi di TPS-TPS.

“Saya yang cari itu 9 perusahaan PT yang sumbang Rp 500 juta, dan salah satunya itu yang punya ABC. Saya cuma pernah ketemu dia sekali. Kita cuma makan saja, ketemu saya, saya bilang butuh uang saksi Rp 4,5 miliar, langsung dia bilang oke,” beber Ahok.

“Saya minta transparan masuk ke rekening kampanye, pakai PT kan bisa sampai 500 juta. Dia bilang nggak apa-apa, langsung dikirim dari 9 PT masing-masing Rp 500 juta,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby