Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) menyebut, perekonomian Indonesia saat ini memiliki ketahanan ekonomi yang baik. Hal ini ditandai dengan stabilitas makroekonomi tetap terjaga yang tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang terkendali, dan nilai tukar yang relatif stabil.
Ketahanan ekonomi ini diyakini mampu menjaga perekonomian Indonesia terhadap dampak hasil referendum di Inggris yang menyatakan Inggris keluar dari Uni Eropa.
“BI memandang, Brexit ini berdampak relatif terbatas pada perekonomian domestik, baik di pasar keuangan maupun kegiatan perdagangan dan investasi,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Konunikasi BI, Tirta Segara dalam keterangan media yang diterima, Minggu (26/6).
Menurut Tirta, saat ini di pasar keuangan domestik, di tengah terjadinya pelemahan di pasar uang Eropa dan Asia, nilai tukar rupiah relatif stabil. Sementara di pasar saham Indonesia juga mengalami koreksi relatif terbatas, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara peers seperti India, Thailand dan Korea Selatan.
“Selain itu, dalam jangka menengah, dampak Brexit melalui jalur perdagangan juga diyakini relatif terbatas. Karena pangsa ekspor Indonesia ke Inggris hanya sekitar 1,0% dari total ekspor Indonesia,” jelas Tirta.
Kendati begitu, kata dia, dampak lanjutan dari terganggunya hubungan perdagangan UK-Eropa perlu dicermati. Mengingat pangsa ekspor Indonesia ke Eropa (di luar Inggris) mencapai 11,4% pada tahun 2015 lalu.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid