Jakarta, Aktual.com – Kisah ini diambil diseputar kisah kisah Bani Israil dari Qososul al quran ( kisah kisah al quran) dari penggalan ayat dalam Al Qur’an surah al-a’araf : 7 : 175-177. Nabi Muhammad sendiri membolehkan kita untuk “mengkisah kisah kisah Bani Israil ini dan tidak mengapa (al hadist). Bal’am bin Ba’ura, adalah seorang Ulama dari kalangan Bani Israil yang hidup dijaman Nabi Musa a.s. Beliau dikaruniai ilmu yang luas , termasuk didalam mengenal nama-nama Allah Swt yang mulia (asmaul al a’dzhom), dan berbagai kelebihan lainnya, hingga setiap doanya selalu di kabulkan oleh Allah,SWT. Di dalam kitab Dalail khoirot karya Imam al Jaazuli pun begitu bahwasanya para nabi dengan menggunakan asmau Allah ini lah maka selalu di ijabah.
Saat Nabi Musa a.s dan rombongannya melakukan perjalanan dari Mesir. mereka singgah di tanah Bani Kan’an, tempat di mana Bal’am tinggal. Melihat kedatangan Nabi Musa a.s bersama orang orang saleh lainnya. Penguasa dan beberapa orang pemuka kabilah merasa terancam kedudukannya. Biasanya begitu jika di dalam suatu wilayah terdapat ancaman dari pedatang terutama orang yang baik pasti yang merasa terganggu dengan eksistensinya akan memberikan resistensi dan perlawanan. Kan’aniyun pada saat itu dipimpin oleh penguasa penguasa yag sombong dan dholim serta banyak melakukan tindakan sewenang wenang. Maka dengan kedatangan orang yang baik seperti Nabi Musa tentu eksistesi mereka pun akan terganggu, apalagi misi kenabian sendiri disaming memurnikan tauhid juga senantisa membela keadilan dan persaaman hak asasi manusia.
Karena mereka tahu bahwa Bal’am adalah ulama mereka akhirmya mereka mendatangi Bal’am meminta Bal ’am agar mendoakan Nabi Musa dan pengikutnya binasa. Mereka mendatangi Bal’am seraya berkata : “Wahai Bal’am, Musa bin Imran telah hadir di tengah Bani Israil. Kami khawatir kalau mereka akan mengusir kami”. Sesungguhnya kami adalah kaummu, dan engkau adalah orang yang terkabul doanya. Keluar dan berdoalah kepada Allah Swt agar menimpakan keburukan kepada mereka.
Pada awalnya Bal ’am menolak. Beliau menyadari, kalau Nabi Musa adalah utusan Allah Swt yang berada di jalan kebenaran. Karena itu, tak mungkin baginya memusuhi Nabi Musa dan pengikutnya. Tetapi, karena terus dibujuk dengan imbalan akan memberikan harta dan kedudukan pada akhirnya, lewat istrinya ia pun goyah dan menerima tawaran tersebut. Akhirnya Iman Bal’am pun tak kuasa menolaknya. Dan ia bergabung bersama penguasa dzalim. Sehingga Allah Swt mencabut semua kemuliaan yang ada padanya.
Diantara strategi Bal’am ini dalam mempengaruhi Bani Israil yang dipimpin oleh Nabi Musa ini adalah dengan cara mengirim wanita wanita cantik dari kaumnya untuk menggoda kaum yang yang sedang eksodus melarikan diri ini. Tentu saja ditengah pelarian dan hausnya hasrat akhirnya mereka tergoda untuk berzina dan akhirnya kaum Bani Israil mendapat celaka dan siksa berupa wabah. Setelah nabi Musa mengetahui bahwa ini semua akibat dari tipu daya Bal’am maka ia pun berdoa kepada Allah agar mencabut semua ilmu ilmu yang ada pada diri Bal’am. Disinilah Bal’am merasa kerugian karena kehilangan dunia dan akhirat , akan tetapi ia bukannya bertaubat malah mengikuti hawanafsunya . ia kemudian menaiki keledainya menuju gunung Husban, dimana ia dapat melihat Nabi Musa dan pengikutnya. Baru berjalan beberapa langkah, keledainyapun menderum tidak mau bergerak.
Namun Bal’am yang sudah bergabung dengan penguasa dzalim itu, tak peduli dan terus memukulnya. Allah Swt membiarkan keledai itu berjalan hingga sampailah di hadapan Nabi Musa a.s dan Bani Israil. Kemudian Bal’ampun mulai mendoakan keburukan kepada Nabi Musa as dan para pengikutnya. Tetapi tidaklah ia mendoakan keburukan kepada mereka, melainkan Allah memalingkan lisannya, sehingga mendoakan keburukan kepada kaumnya. Tidaklah ia mendoakan kebaikan kepada kaumnya melainkan Allah memalingkan lisannya, sehingga mendoakan kebaikan kepada Nabi Musa dan Bani Israil. Melihat Doanya yang terbalik, kaumnyapun langsung protes, “Wahai Bal’am, Apakah engkau tahu apa yang engkau lakukan? Engkau hanyalah mendoakan kebaikan kepada mereka dan mendoakan keburukan kepada kami ?”.
Ia menjawab, ” Inilah yang tidak aku kuasai. Ini sesuatu yang telah Allah tentukan.”
Kemudian lidahnya menjulur sampai ke dadanya, lalu ia mengatakan, “Sekarang telah hilang dariku dunia dan Akhirat. Tidak tersisa lagi selain makar dan tipu daya, maka aku akan membuat makar dan tipu daya untuk kalian.”
Allah Swt menurunkan berbagai macam bencana, serta penyakit menular yang menewaskan lebih dari 70.000 orang. Dan menjadikan lidah Bal’am menjulur seperti seekor anjing. Begitulah kemurkaan Allah SWT terhadap Penguasa dzalim dan Ulama yang rela menjual Agamanya demi harta dan kedudukannya. Allah Swt hinakan mereka seperti seekor anjing yang setia kepada majikannya. Diberi peringatan ataupun tidak, ia akan tetap menjulurkan lidahnya. Begitulah nasib ulama yang rela menjual agamanya, demi harta, jabatan dan orang yang membayarnya.
Semoga Allah kuatkan Iman dan Islam kita semua, tetap di istiqomah dijalannya dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya dengan tidak mudah tergoda dengan bujukan berupa nikmat semu duniawi, sehingga kita pun menderita kerugian dunia dan akhirat sepeti yang di alami Bal’am tadi.
(Ahmad Himawan)