Jakarta, aktual.com – Google sedang mempertimbangkan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan berencana menggantikan sebagian karyawan dengan kecerdasan buatan (AI).

Rincian mengenai jumlah orang yang mungkin terkena dampak belum jelas, namun peristiwa ini menunjukkan kemajuan dalam penggantian pekerja manusia dengan kecerdasan buatan.

Pada awal tahun lalu, Google memperkenalkan “era baru iklan yang didukung AI”. Sebagai bagian dari inisiatif ini, perusahaan sedang menguji teknologi AI untuk menciptakan pengalaman iklan baru, termasuk pembuatan otomatis konten dari iklan dan laman landas yang sudah ada.

Beberapa iklan yang dihasilkan oleh fitur Performa Maksimal bahkan dapat mengalami perubahan secara waktu nyata berdasarkan rasio klik-tayang dengan tujuan memaksimalkan tingkat visibilitas. Ini merupakan tugas yang sebelumnya memerlukan banyak tenaga manusia.

Menurut laporan dari The Information, sejak saat itu, semakin banyak pengiklan yang mengadopsi Performa Maksimal (PMax), sehingga mengurangi kebutuhan akan sejumlah karyawan yang sebelumnya bertugas menjual iklan untuk layanan tertentu di Google.

Berdasarkan informasi tersebut, hampir setengah dari total 30.000 karyawan di divisi periklanan perusahaan pernah dipekerjakan untuk tugas-tugas semacam ini.

Ini merupakan perubahan yang signifikan bagi bisnis Google, mengingat iklan merupakan kontributor utama pendapatan perusahaan. Dengan menggantikan pekerja manusia, perusahaan mungkin bermaksud untuk meningkatkan margin keuntungan dengan mengurangi biaya operasional.

Tren otomatisasi pekerjaan yang didorong oleh kecerdasan buatan juga memberikan dampak pada beberapa industri.

Pada awal tahun 2023, CEO IBM Arvind Krishna menyatakan kepada Bloomberg bahwa perusahaan tersebut telah melambat atau menangguhkan rekrutmen untuk pekerjaan yang dapat dilakukan oleh AI. Hal ini berarti secara keseluruhan, AI memiliki potensi menggantikan hingga 7.800 pekerjaan.

“Saya dapat dengan mudah melihat 30 persen dari hal tersebut akan digantikan oleh AI dan otomatisasi dalam jangka waktu lima tahun,” kata Krishna saat itu.

Tabloid Jerman Bild, yang merupakan bagian dari perusahaan media Axel Springer, juga mengumumkan rencananya untuk memisahkan diri dari rekan-rekan yang bertanggung jawab atas tugas di ranah digital yang dikerjakan oleh kecerdasan buatan (AI) dan/atau proses otomatis.

“Tidak ada salahnya bagi saya untuk mengganti seluruh tim [layanan pelanggan] dengan bot,” ujar Suumit Shah, CEO platform e-commerce India bernama Dukaan mengatakan kepada Washington Post.

Dia menyatakan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat memiliki kecerdasan 100 kali lipat dan mampu mengurangi biaya hingga 100 kali lebih efisien daripada yang biasanya dia bayarkan kepada timnya.

Secara singkat, AI telah mengambil alih fungsi pekerjaan, dan berdasarkan studi yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute, tren ini dapat berkembang lebih cepat daripada perkiraan dari pihak mana pun.

Goldman Sachs menemukan dalam laporan penelitiannya pada awal tahun ini bahwa sekitar 300 juta pekerjaan berisiko hilang karena pengaruh kecerdasan buatan (AI).

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain