Jakarta, Aktual.com — Ustad Sholehudin S.Pd kepada Aktual.com, di Jakarta, menjelaskan, sebagai agama yang sempurna, Islam juga memberi tuntunan bagi umatnya dalam menerima tamu. Demikian pentingnya masalah ini (menerima tamu, red) sehingga Rasulullah SAW menjadikannya sebagai ukuran kesempurnaan iman. Artinya adalah, salah satu tolak ukur kesempurnaan iman seorang Muslim yaitu, sikap dalam menerima tamu. Sabda Rasulullah SAW,

Artinya, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.”(HR Bukhari).

Berikut beberapa adab dalam menerima tamu,

1. Berpakaian yang pantas

Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan pakaian yang pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam menerima kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan dirinya sendiri.

Karena Islam menghargai kepada seorang yang berpakain rapi, bersih dan sopan. Rasulullah SAW bersabda, “Makan dan Minumlah kamu, bersedekah kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah SWT amat senang melihat bekas nikmatnya pada hambanya.”(HR. Baihaqi)

2. Menerima tamu dengan sikap yang baik

“Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik, misalnya dengan wajah yang cerah, muka senyum dan sebagainya. Sekali-kali jangan acuh, apalagi memalingkan muka dan tidak mau memandangnya secara wajar. Memalingkan muka atau tidak melihat kepada tamu berarti suatu sikap sombong yang harus dijauhi sejauh-jauhnya.”

3. Menjamu tamu sesuai kemampuan

“Termasuk salah satu cara menghormati tamu ialah memberi jamuan kepadanya.”
4. Tidak perlu mengada-adakan

“Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh Islam hanyalah sebatas kemampuan tuan rumah. Oleh sebab itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot dalam menjamu tamunya. Bagi tuan rumah yang mampu hendaknya menyediakan jamuan yang pantas. Sedangkan bagi yang kurang mampu hendaknya menyesuaikan kesanggupannya. Jika hanya mampu memberikan air putih maka air putih itulah yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada, cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan sikap yang ramah.”

5. Waktu yang lama

“Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan tamu adalah tiga hari, termasuk hari istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah baginya.”

Rasulullah SAW bersabda,

اَلضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ اَيَّامٍ فَمَا كَانَ وَرَاءَ ذَالِكَ فَهُوَ صَدَقَةُ عَلَيْهِ

Artinya, “Menghormati tamu itu sampai tiga hari. Adapun selebihnya adalah merupakan sedekah baginya.”(HR. Muttafaqu Alaihi)

6. Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang

“Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila tuan rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan merasa lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan baik.”

Artikel ini ditulis oleh: