Jakarta, Aktual.com– Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bantah tarif Light Rapid Transit (LRT) ditetapkan tanpa memikirkan kepentingan warga kelas menengah ke bawah di Jakarta.

Kata Ahok, rencana penetapan harga tiket LRT sebesar Rp15.000 tidaklah berbeda dengan penetapan tarif tiket kereta api commuter line. “Kereta api sekarang menengah atas atau menengah? Nggak ada PSO juga loh kereta api. Bisalah Rp 15 ribu ,” kata Ahok di Balai Kota, Kamis (18/6).

Ahok menambahkan, kereta api khususnya commuterline juga sudah memasang tarif per kilometer. “Makanya saya bilang yang penting jalannya pemerintah yang bangun. Kalau jalannya pemerintah yang bangun, harganya bisa masuk,” ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, terkait pembangunan proyek LRT, Ahok diminta melakukan pengkajian lebih dulu. Sebab, proyek yang rencananya digarap PT Adhi Karya itu berpotensi melanggar Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dan menggerus sebagian lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Pemerhati tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengungkapkan kalau proyek kereta ringan itu tidak masuk dalam RTRW maupun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) DKI Jakarta tahun 2030.

“Rencana LRT harus disesuaikan dengan RTRW dan RDTR DKI Jakarta tahun 2030. Gubernur sebaiknya mengkaji terlebih dahulu pembangunan LRT itu sebelum mengijinkannya,” ujar Joga, saat dihubungi di Jakarta, Senin (15/6).

Selain itu, Joga menilai pembangunan LRT terkesan terburu-buru hanya mengejar pergelaran Asean Games di 2018. “Langkah yang terburu-buru ini dapat menimbulkan masalah pelanggaran tataruang. sebaiknya dikaji lebih dulu,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: