Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei - photo by Iranian Leader's Press Office - Handout/Getty Images)

Teheran, Aktual.com – Setelah 11 hari perang yang melelahkan antara Iran dan Israel. Akhirnya, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei tampil di hadapan publik dengan berpidato yang disiarkan televisi Iran secara langsung.

Dalam pidatonya pada Kamis (12/6), Khamenei menyebutkan bangsa Iran telah memenangkan perang melawan Israel dan Amerika Serikat. ”Saya merasa perlu menyampaikan ucapan selamat kepada rakyat Iran yang terhormat. Rezim ini (Israel), dengan segala kegaduhan dan klaimnya, hampir hancur di bawah hantaman Republik Islam. Pikiran bahwa serangan semacam itu dapat datang dari Iran tidak pernah terlintas dalam benak mereka, tetapi itu terjadi,” kata Khamenei.

Khamenei lantas mengucapkan syukur kepada Tuhan karena telah membantu angkatan bersenjata Iran sehingga  mampu melewati sistem pertahanan canggih Israel yang berlapis-lapis, menghancurkan banyak wilayah perkotaan, dan pangkalan militer Israel. ”Kemenangan ini adalah milik angkatan bersenjata kami dan rakyat kami yang membesarkan, mendukung, dan memberdayakan mereka,” kata Khamenei.

Ia juga menyebutkan militer AS  yang turut terjun ke dalam perang, karena takut rezim zionis Israel akan hancur. Namun menurut Khamenei, AS tidak memperoleh apa pun dari perang ini. Walau pun AS menyerang situs nuklir Iran, namun tetap gagal mencapai sesuatu yang signifikan. Menurutnya, Presiden AS Donald Trump terlalu membesar-besarkan kejadian penyerangan tiga situs nuklir Iran untuk menutupi kegagalan militer AS memusnahkan situs nuklir Iran. Sebagai tanggapan, Iran menyerang salah satu pangkalan utama AS, di Al-Udeid, Qatar.

”Media yang sama yang membesar-besarkan serangan AS, dan mencoba meremehkan respons Iran, tetapi itu adalah peristiwa yang signifikan. Kemampuan Iran untuk menyerang target utama AS di kawasan itu bukanlah masalah kecil, dan itu dapat diulang jika diprovokasi,” kata Khamenei.

Ia lantas memuji persatuan rakyat Iran dalam melawan Israel dan AS. ”Bersatu dalam kata dan perbuatan, rakyat berdiri berdampingan, menyatakan solidaritas, dan mendukung angkatan bersenjata. Iran menunjukkan kekuatan dan persatuannya,” katanya.

Terkait pernyataan Trump yang meminta Iran harus ”menyerah”, menurut Khamenei hal itu bukan lagi tentang pengayaan uranium atau program nuklir. ”Tuntutan seperti itu menggelikan. Negara dengan sejarah, budaya, dan tekad nasional yang kuat seperti Iran tidak akan pernah menyerah. Mereka yang mengenal rakyat Iran mengerti bahwa ini adalah penghinaan,” tegasnya.

”Selama puluhan tahun, AS menentang Iran dengan berbagai dalih hak asasi manusia, demokrasi, hak perempuan, pengayaan nuklir. Namun sebenarnya, mereka hanya menginginkan Iran menyerah. Para pemimpin AS sebelumnya menyembunyikan tuntutan ini di balik bahasa diplomatik. Yang ini mengungkapkannya secara langsung. Rakyat Iran harus memahami bahwa masalah AS yang sebenarnya adalah penolakannya untuk menerima Iran yang merdeka dan berdaulat. Namun, penyerahan diri tidak akan pernah terjadi. Tidak akan pernah,” tegas Khamenei lagi.

Untuk diketahui, dalam 11 hari perang Iran-Israel, data terbaru menyebutkan kalau jumlah korban tewas di pihak Iran sebanyak 627 orang termasuk beberapa jenderal dan ilmuwan nuklir Iran, anak-anak dan orang tua. Sedangkan jumlah korban luka mencapai 4.870 orang. 86,1 persen orang yang tewas tersebut langsung di tempat kejadian, dan hanya 13,9 persen yang meninggal di rumah sakit. Ini menunjukkan betapa mematikannya serangan Israel terhadap warga sipil Iran.

Diketahui pula, kalau Ibu Kota Teheran memiliki jumlah korban luka dan tewas terbanyak, diikuti oleh Kota Kermanshah di tempat kedua, kemudian Kota Khorestan, Lorestan, Isfahan, Markazi, Azerbaijan Timur, Hamedan, Zanjan, dan Gilan.

(Indra Bonaparte)