Semarang, Aktual.com —  Tindakan kekerasan kembali terjadi di Pilkada Kabupaten Pekalongan. Kali ini, korban bernama Nur Kholik, salah satu anggota Panwascam Bojong.

Nur Kholik diduga dianiaya pendukung pasangan calon (Paslon) Asip Kholbihi-Arini Harimurti Antono, di desa Bojong Wetan, Kecamatan Bojong, Sabtu (24/10) dini hari kemarin.

Insiden pengeroyokan itu terjadi ketika korban sedang melakukan penertiban bahan kampanye dan alat peraga kampanye (APK). Setelah membersihkan APK yang dinilai melanggar aturan, tiba-tiba korban dihadang orang yang diduga relawan dari pasangan calon yang tidak terima APK-nya ditertibkan.

“Disitulah terjadi insiden pengroyokan. Panwascam kami dikeroyok relawan. Pemukulan itu benar ada dengan bukti visum,” ujar juru bicara Bawaslu Jateng, Teguh Purnomo usai menerima laporan di kantor Bawaslu Jateng, jalan Admodipuro Semarang, Selasa (27/10) petang.

Menurut Teguh, langkah anggota membersihkan APK sudah tepat. Pasalnya, tidak hanya APK pendukung relawan tersebut saja, melainkan gambar rival calon lain pun turut ditertibkan karena melanggar aturan.

“Panwascam sudah koordinasi dengan desk pemilu, PPK, dan PPL serta PPS untuk penertiban APK diluar produk KPU,” ujar dia.

Pembersihan APK oleh jajaran anggota Panwascam terpasang di Mushola, sekolah, dan kantor balai desa. Kendati demikian, Teguh menilai pemasangan APK ditempat tersebut melanggar aturan. Dijelaskan, pemukulan terhadap anggotanya dianggap tebang pilih oleh relawan. Pencabutan APK itu sudah sesuai aturan atas rekomendasi dari Panwaskab setempat.

“Mereka dituding tebang pilih hanya mencopot pasangan Asip-Arini yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa. Padahal, anggota kami sudah sesuai aturan,” beber dia.

Atas insiden itu, rencananya korban akan melaporkan tindak kekerasan dan pengeroyokan ke Polres Kabupaten Pekalongan. Langkah yang ditempuh melalui proses pidana sebagai pelajaran kepada relawan agar tidak melakukan tindakan anarkisme.

“Jika memang relawan tidak sepakat dengan apa yang dilakukan anggota kami, ada mekanisme protesnya. Jadi tidak main pukul begitu saja,” beber dia.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan menurunkan tim ke Kabupaten Pekalongan. Hal itu dianggap penting mengingat suhu politik mulai memanas di daerah setempat. “Kita minta kepolisian untuk bertindak profesional dan proposional. Jika bukti sudah cukup, diharapkan kasus segera disidik,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh: