KH.Muhammad Danial Nafis [kiri] di Humaitsara, Syaikh Abi al-Hasan Asyadzili

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,pelayan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Keutamaan Perawi
Ibu sahabat Anas bin Malik ra, Ummu Sulaim menitipkan Anas ra. saat usia 9-10 tahun untuk melayani Rasulullah saw. Dipanggil Abi Hamzah karena pernah memikul sayuran bernama Hamzah dari Madinah yang rasanya pahit dan berbau menyengat.

Ummu Sulaim ra. menikah dengan sahabat Abu Talhah ra. Namun Ummu Sulaim menjawab “Siapa yang tidak akan menerima engkau, wahai Abu Talhah. Namun engkau belum masuk Islam”. Setelah itu sahabat Abu Talhah ra. pun masuk islam di tahun 9 Hijrah.

Sayiduna Anas ra. meriwayatkan 2.286 hadits. Zuhudnya luar biasa, jika sahabat lain beribadah sampai kakinya bengkak, maka sayiduna Anas ra. beribadah sampai kakinya berdarah. Pun termasuk shohibul karomah, doanya langsung dikabul Allah.

Beliau, sahabat Anas ra. khodimu Rasulullah saw., pernah didoakan oleh Rasulullah saw. agar mempunyai keturunan yang banyak. Anak cucu sahabat Anas ra. lebih dari 100; rezeki yang berlimpah, umur yang panjang sampai 103 tahun, ada juga ulama yang menyebutkan 120 tahun, hidup melewati semua masa kekhalifahan, beliau wafat di Bashrah. Serta diberikan ampunan dan masuk surganya Allah.

Kita pun bisa menjadi pelayan (Khodim) Rasulullah saw., caranya dengan mensyiarkan sunnah beliau.

Meskipun sahabat Anas ra. sudah didoakan mendapat limpahan rezeki oleh Rasulullah saw., namun Rasulullah saw. juga berpesan kepadanya untuk tetap berikhtiar. Memang Allah tidak butuh sebab, namun manusia yang membutuhkannya.

Diantara wasiat Rasulullah saw. kepada Sayidina Anas ra. agar Allah berikan limpahan rezeki:
1. Mengucapkan salam kepada sesama muslim setiap saat.
2. Masuk rumah dengan salam.
(Sidy Syaikh Abdul Qadir al-Jilani qs. menganjurkan agar ditambah dengan Assalamualaikum wa ‘alaina min rabbina)
3. Sholat Dhuha.

Faedah, Tanbih & Hikmah Hadits

Hakikat iman adalah hubb (cinta). Seperti halnya kecintaan kaum Muhajirin dan Ansor, saat Muhajirin kesulitan, kaum Anshor memberikan semua yang dipunyai untuk menolong karena saking cintanya kepada saudara sesama muslim.

Lafadz (ما) dalam hadits diatas bermakna suatu kebaikan. Mencintai saudara sesama muslim tentunya dalam hal kebaikan, kita mencintai kebaikan itu ada dalam saudara muslim kita sebagaimana kita mencintai kebaikan itu ada dalam diri kita. Kalau kita senang berada dalam jalan kebaikan baik kebaikan dunia maupun akhirat, maka kita harus senang juga jika ada saudara seiman kita berada dalam jalan kebaikan.

Dalam konteks akhlak. Standard cinta dalam iman dibatasi dengan dua hal, yakni syariah dan akhlak.

Dengan cara apa kita mencintai saudara kita?
Seorang salafus sholeh pernah ditanya “apa yang membuat akhlakmu bagus?”, ia menjawab “Saya tidak akan melakukan suatu perbuatan kepada sesama, yang seandainya itu dilakukan pada diri saya, maka saya tidak akan ridha menerimanya.”

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِى يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ

“Barangsiapa ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya ketika ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah, dan hendaknya ia berperilaku kepada orang lain sebagaimana ia senang diperlakukan oleh orang lain.
(HR. Muslim, no. 1844)

Orang yang berada dalam kebaikan, pasti akan tertarik saat melihat kebaikan. Karena sefrekuensi. Ada hubungan ukhuwah, ikatan. Tapi kalau orang yang imannya rendah, melihat kebaikan hanya merasa biasa saja.

Implementasi hubb (cinta) adalah ta’awun (rasa saling tolong menolong). Sombong terjadi saat seseorang tidak memiliki cinta pada saudaranya, tidak ada sense of belonging. Jangan sampai kita makan enak, sedangkan saudara kita, apalagi yang seukhuwah, ada yang masih kelaparan. Perlakukanlah saudaramu dengan baik sebagaimana engkau ingin diperlakukan.

Sampai di hadits ketigabelas ini kita bisa menyimpulkan 2 tanda seorang mukmin:
1. Meninggalkan yang syubhat dan hal yang tidak bermanfaat
2. Punya cinta kasih terhadap Al-Khair (kebaikan)

Saat seseorang sedang zina, mencuri dan perbuatan buruk lain, itu berarti oleh Allah swt., imannya sedang dicabut. Al-Imam Ahmad mengatakan, iman itu seperti baju gamis, kadang dipakai kadang dilepas. Semoga kita tidak pernah melepas pakaian iman kita, aamiin.

Dalam iman ada cinta, dan ketika ada cinta, kita tidak akan pernah menyalahkan orang lain. kesombongan itu merupakan sifat iblis. Allah maha baik, maka tidak akan menerima yang merusak. Tidak dibenarkan melakukan kejahatan karena alasan cinta, karena yang hakiki hanyalah mencintai karena ingin mencari ridha Allah.

Silaturahmi dalam ukhuwah, ikatan hati. Harusnya tidak hanya basa basi dan mengenal secara lisan, tapi juga benar-benar mengetahui kehidupannya. Sense of belonging, ketajaman hati. Dzikir ya Latif, memohon agar diberi kelembutan hati dan kepekaan kepada sesama muslim.

المرء مع من احب

Seseorang akan berkumpul bersama dengan yang ia cintai (al hadits)

Persaudaraan tarekat adalah persaudaran lahir bathin, dunia akhirat, saling bersaksi dengan kebaikan dan keselamatan hingga kita berkumpul bersama Rasulullah saw.

Ada kisah tentang to’uun (wabah mematikan) yang akan masuk suatu negara. Seorang wali bertanya kepadanya, “kamu mau apa?” wabah itu menjawab “Saya mau menyebar to’uun”. Ditanya lagi “berapa orang yang akan mati?”. Wabah itu menjawab “3.000 orang .”

Ternyata ada 30.000 orang yang meninggal karena to’uun itu. Lalu wali tersebut bertanya kepada to’uun. “Bukankah kau bilang 3.000 orang yang meninggal? Tapi kenapa ada 30.000 orang??”. “Itu karena diantara mereka ada yang tidak berikhtiar untuk berlindung dari aku,” jawabnya.

Dalam melihat sesuatu jangan hanya konsentrasi pada sisi negatifnya, seperti virus corona misal. Semua sudah ditangani oleh pemerintah dan tenaga medis, tugas kita adalah berfokus pada membantu dalam kebaikan. Husnudzon kepada makhluk Allah swt., kenapa tidak ucap salam atau dialog dengan Virus itu? Bukan kah Allah secara hakikat tdk pernah menciptakan ketersia-sian?

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا

“… Tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia…“(QS. Ali Imran 191)

Perhatikan Surat An-Nisa’ Ayat 86:

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا

Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.

Saya melihat Corona Sebagai Virus adalah mahluk Allah swt
Tiada yang bergerak di jagad Alam ini tanpa Ilmunya Allah swt , dalam pandangan Tauhid Af’al.

Ucapan salam – secara hakekat Tauhid , adalah membaca

سلام قولا من رب الرحيم

kepada sleuruh mahluk Allah swt tiada terkecuali (baca 28x)

InsyaAllah dengan Ucapan salam yang sambung ke seluruh Alam dan makhluk Allah swt, keamanan – Keselamatan akan menjadi bersama kita , lihat Qs Annisa’ 86 di atas.

Perhatikan surat al-insyiroh ayat 6:

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

Pahami, bukankah setelah kesulitan pasti ada kemudahan! Tiap bersama kesulitan ada kemudahan! Mereka datang bersama, hanya saja kita terlu sibuk dan fokus dengan kesusahan. Padahal tidak ada hal yang diciptakan Allah melainkan pasti ada sisi kebaikannya.

Wallahu A’lam bisshawaab

RESUME KAJIAN DHUHA KITAB ARBAIN NAWAWI BERSAMA KH. MUHAMMAD DANIAL NAFIS Hafizhahullah
(Via zoom Cloud Meeting 06.35 – 08.35 WIB Sabtu 18 Sya’ban 1441 / 11 April 2020)