Jakarta, Aktual.com — Calon Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin, membantah dirinya pernah menandatangani surat perjanjian agar tak maju dalam perebutan kursi orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin pada Musyawarah Nasional (Munas) mendatang.

Pasalnya, pria yang disapa Akom ini mengaku tak membaca keseluruhan isi perjanjian tersebut. Yang ia ketahui hanya perjanjian tak boleh menginisiasi munas.

Ketua DPP Partai Golkar, Nurdin Halid mengatakan Akom tak perlu beralibi terkait hal tersebut. Menurutnya, tak mungkin Ketua DPR itu asal meneken hal yang prinsip tanpa membacanya.

“‎Sekarang begini, masa ada petinggi negara sesuatu tak tahu isinya. Itu kan sama saja bodoh. Masa sebodoh itu menandatangani sesuatu yang sangat prinsip. Boleh saja tidak baca. Tapi isinya tahu dong karena saya kasih tau. Nggak usah ngeles lah,” ujar Nurdin di Jakarta, Senin (14/3).

“Tidak ada persoalan karena tak diatur AD ART, tidak usah ngeles. Dia itu pejabat negara. Rakyat nanti tertawa. Kalau dia mengaku tandatangan kenapa mesti ngeles,” sambungnya.

Lebih lanjut Nurdin menuturkan, tak dibacanya surat perjanjian ini menjadi penilaian terhadap Akom dalam pemilihan ketua umum di munas mendatang.

“Baca (atau) tidak baca urusan dia. Tapi Seribu persen isinya dia tahu. Saya kasih tahu isinya, jadi Akom enggak usah ngeles. Mau jadi ketum maju aja. Tinggal nanti DPD menilai, Ini orang bermoral atau tidak,” cetusnya.

Terlebih, kata Nurdin, bila setiap penandatanganan perjanjian Akom tak membaca keseluruhan pesan, maka bisa berbahaya dalam kepemimpinannya kedepan.

“Dia memalukan diri sendiri. Masa ketua DPR nandatangani sesuatu nggak baca. Bahaya itu bagi negara. Bagaimana kalau negara asing sodorkan surat dia tak baca? bisa bahaya negara ini,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: