(dari kiri ke kanan) Bpk. Mukson Arif Rosyidi - Corporate Secretary & Chief Corporate Services Officer PT Darma Henwa Tbk, Bpk. Suadi Atma - President Commisioner PT Darma Henwa Tbk, Bpk. Faisal Firdaus - President Director PT Darma Henwa Tbk, Bpk. Agus Efendi - Director PT Darma Henwa Tbk
(dari kiri ke kanan) Bpk. Mukson Arif Rosyidi - Corporate Secretary & Chief Corporate Services Officer PT Darma Henwa Tbk, Bpk. Suadi Atma - President Commisioner PT Darma Henwa Tbk, Bpk. Faisal Firdaus - President Director PT Darma Henwa Tbk, Bpk. Agus Efendi - Director PT Darma Henwa Tbk

Jakarta, Aktual.com – PT Darma Henwa Tbk didirikan pada 8 Oktober 1991. Pada bulan Juli 1996, perusahaan mengubah statusnya dari PMDN menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan masuknya Henry Walker Group Limited sebagai pemegang saham terbesar Perseroan. Di bulan Januari 2005, Perseroan mengubah namanya menjadi PT HWE Indonesia dan pada bulan September 2006 berubah lagi namanya menjadi PT Darma Henwa. Di tahun 2007, PT Darma Henwa Tbk menjadi perusahaan publik dengan kode saham DEWA.

“Kami optimis akan dapat meningkatkan produksi secara signifikan di tahun 2018 karena adanya penambahan fleet produksi di seluruh proyek, baik yang dilakukan sendiri melalui perbaikan alat produksi maupun tambahan kapasitas produksi dari subkontraktor,” ujar Presiden Direktur PT Darma Henwa Tbk, Faisal Firdaus dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (22/12).

Kenaikan produksi yang signifikan di seluruh proyek, dilakukan untuk memenuhi permintaan klien yang memang menginginkan kenaikan produksi di area tambang. Total aset perseroan meningkat 2% dibanding tanggal 31 Desember 2016 menjadi USD 388 juta, karena penambahan jumlah aset tetap dan aset tidak lancar lainnya. Total Ekuitas dapat dipertahankan pada level yang sama dengan periode sebelumnya karena Perseroan dapat membukukan laba komprehensif yang relatif stabil.

Di tahun 2017, Belanja Modal (Capex) Perseroan diperkirakan akan mencapai USD 14,18 juta, turun 67% dibanding Belanja Modal tahun 2016 yang mencapai USD 40,4 juta. Belanja Modal (Capital Expenditure/Capex) pada tahun 2017 mengalami penurunan karena Perseroan belum memperoleh pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan karena adanya penundaan Belanja Modal hingga tahun 2018. Belanja Modal Perseroan untuk tahun 2018 diproyeksikan mencapai USD 93,8 juta, atau naik hampir 6 kali lipat dibanding perkiraan Belanja Modal di tahun 2017.

Pendapatan Perseroan menurun sebesar 8% menjadi USD 238,2 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, karena adanya penurunan produksi batubara Bengalon. Laba kotor menurun 14% menjadi USD 13,7 juta karena turunnya pendapatan dan meningkatnya beban pokok pendapatan, yaitu biaya perawatan alat, sewa peralatan, subkontraktor, dan depresiasi.

“EBITDA menurun 13% menjadi USD 32,6 juta, namun demikian terjadi peningkatan EBITDA di setiap kuartal 2017,” jelasnya.

Proyeksi Finansial tahun 2018, untuk Pendapatan di tahun 2018 diproyeksikan akan meningkat 71% menjadi USD 406,6 juta. Laba Kotor di tahun 2018 diproyeksikan meningkat 18% menjadi USD 38,4 juta. EBITDA di tahun 2018 diproyeksikan meningkat 178% menjadi USD 90,6 juta. Belanja Modal di tahun 2018 diproyeksikan meningkat 561% menjadi USD 93,8 juta.

Beberapa Potential Proyek Perseroan untuk tahun 2018 yaitu Proyek Penambangan Mineral Seng (Zn) yang erletak di Dairi Sumatra Utara, dimiliki oleh PT Dairi Prima Mineral dengan lingkup pekerjaan Mining Development sesuai persyaratan teknis atas desain dan supervisi teknis sesuai ketentuan, dengan periode kontrak 30 tahun semenjak dimulainya produksi. Nilai kontrak diestimasikan USD 60 – 70 Juta.

Kedua, Proyek Penambangan Tembaga dan Emas yang terletak di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, dimiliki oleh PT Gorontalo Minerals dengan lingkup pekerjaan road construction 12 kilometer.

“Ketiga, Proyek Penambangan Emas, terletak di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, dimiliki oleh PT Citra Palu Minerals dengan lingkup pekerjaan road construction dan surface preparation. Nilai kontrak diestimasikan USD 40 – 55 Juta,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka