Polisi berhasil menangkap sebanyak 12 tersangka berikut barang bukti, senjata api, senjata tajam, puluhan kartu ATM, penipuan dengan uang palsu serta kendaraan bermotor yang diamankan satuan Resmob Polda Metro dalam sepuluh hari terakhir.

Kendari, Aktual.com – Universitas Halu Oleo (UHO) menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum terkait oknum dosen atau pun pegawai negeri sipil yang diduga kuat terlibat tindak pidana mengedarkan uang palsu.

Wakil Rektor I Universitas Halu Oleo (UHO) Prof Hilaluddin di Kendari, Selasa (16/5), mengatakan dugaan tindak pidana yang menerpa lingkungan kampus memprihatinkan karena idealnya menjadi panutan.

“Tidak seorang pun yang menghendaki hidupnya kelabu karena persoalan hukum. Tetapi suratan tidak bisa dipungkiri sehingga ada saja yang terseret kasus hukum,” kata Hilaludin.

Tim gabungan kepolisian, TNI Angkatan Udara dan manajemen bandar udara Haluoleo Kendari mengungkapkan peredaran uang palsu mata uang Amerika dan mata uang Indonesia.

Pihak bandara dan TNI-AU Haluoleo mengungkap bandar dan kurir uang dolar Amerika Serikat diduga palsu sebayak 200 lembar senilai Rp4 miliar dan belasan lembar pecahan uang Rp100 ribu.

Pada Kamis (4/5) seseorang berinisial S bin AT hendak melakukan perjalanan melalui bandar udara Haluoleo Kendari tujuan Jakarta menumpang pesawat Batik Air.

Saat petugas keamanan bandara melakukan pemeriksaan X-ray tas merk Polo milik tersangka terindikasi berisi uang palsu. Ketika dibuka ditemukan pecahan dolar merupakan milik “P” alis “B” yang saat itu ada di bandara mengantar “S”.

Secara terpisah Direktur Kriminal Khusus Polda Sultra Kombes Pol Wia Satya mengatakan uang dolar Amerika pecahan 100 dolar yang diduga palsu sebanyak 2.899 lembar atau setara dengan Rp4 miliar lebih.

Barang bukti lain yang ditahan aparat berupa 3 telepon seluler merek nokia, samsung dan nixon. Tiga tersangka itu dikenakan UU 244 KUHP dan 245 dan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Kombes Wira Satya menambahkan mata uang rupiah diduga palsu akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia, sedangkan pecahan dolar akan berkoordinasi dengan kedutaan Amerika di Jakarta.

Tiga tersangka yang mendekam dalam sel tahanan Polda Sultra berlatar belakang pengusaha, tersangka “P” adalah PNS vertikal dan S bin HL adalah dosen. (ant)

Artikel ini ditulis oleh: