Sarilamak, Aktual.com – Bencana banjir di Nagari (desa adat) Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, sejak Jumat dini (3/3) sudah mulai surut, sehingga warga mulai membersihkan rumahnya masing-masing dari material yang terbawa banjir itu.

Pantauan di Pangkalan pada Sabtu (4/3) siang terlihat air yang sebelumnya menggenangi pemukinan masyarakat sudah mulai menyurut.

Masyarakat sudah mulai membersihkan rumah dari lumpur akibat bencana tersebut.

Mereka juga membersihkan peralatan rumah tangga, antara lain barang-barang eletronik, pecah belah, dan peralatan dapur. Selain itu mereka juga menjemur kasur serta pakaian yang basah dan kotor akibat banjir tersebut.

Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus Suropratomo mengatakan genangan air mulai menyusut sejak Sabtu dini hari, tepatnya pada pukul 02.00 WIB Sebelumnya ketinggian banjir di Kecamatan Pangkalan Koto Baru mencapai dua meter. Masyarakat yang rumahnya terendam, terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih tinggi atau aman.

Dia menjelaskan sebelumnya banjir mulai masuk ke pemukiman masyarakat sejak Jumat (3/3) pukul 04.00 WIB, namun dua jam kemudian tinggi air sudah mencapai dua meter.

Tentang jumlah rumah, kerugian materi, lahan pertanian yang rusak akibat bencana tersebut, belum diketahui karena petugas bersama pemerintah daerah dan instansi terkait masih melakukan pendataan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota Nasriyanto menyebutkan berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, banjir dan longsor terjadi di 23 titik, yang meliputi 13 titik longsor dan 10 lokasi banjir.

Dari 13 titik longsor, tujuh di antaranya terjadi di Nagari Koto Alam dan satu titik di Sibunbun Nagari Tanjung Balik, Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

Selain itu, tiga titik di Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, dua titik sebelum Kelok Sebilan, tepatnya di Air Putiah, Kecamatan Harau.

Banjir melanda 10 lokasi, di antaranya Nagari Sopang, Pangkalan, dan Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

Selain itu, di Kecamatan Kapur IX, Nagari Limbanang Baruah, Kecamatan Suliki, Nagari Mungka, Kecamatan Mungka, dan Nagari Subarang air, Balai Panjang, dan Bukik Sikumpa, Kecamatan Lareh Sago Halaban.

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota menetapkan daerah tersebut dalam kondisi darurat bencana banjir dan longsor selama tujuh hari ke depan.

Penetapan tersebut setelah melakukan rapat koordinasi antara BPBD, TNI, Polri, Tagana, DPRD, dan instansi terkait, di mana kegiatan tersebut dipimpin bupati setempat.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: