Indonesia dan Palestina, 2 negara yang sama-sama pernah dijajah oleh bangsa Eropa. Bedanya kedua negara ini, jika Indonesia telah mendapatkan kemerdekaan sejak 75 tahun lalu, sedangkan Palestina meskipun tidak lagi dijajah oleh Inggris, namun masih berjuang lepas dari cengkeraman Israel yang dibackup oleh Amerika Serikat.

Jika kita tengok sejarah masa lampau abad kuno sebelum masehi malah bahwa dua negara ini sama-sama sudah memiliki peradaban sebelumnya, yang sama-sama tidak memiliki latar belakang Islam. Namun kemudian setelah Islam masuk ke dua negara ini, kemudian dilanjutkan masuknya bangsa-bangsa Eropa yang telah menemukan abad pencerahan.

Lantas mengapa rakyat Indonesia seperti kurang mensyukuri nikmat kemerdekaan yang didapat?

Coba dibayangkan bagaimana jika seandainya negara ini belum mendapatkan pengakuan internasional, setiap hari anak-anak harus dilatih untuk berperang, suara dentuman bom, tembakan peluru, rumah dan bangunan hancur porak poranda akan kita temukan dimana-mana.

Pembangunan, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat pastinya sulit untuk terealisasikan. Peradaban bangsa Indonesia pastinya tidak akan pernah ada, karena setiap hari kesibukan rakyat hanya berperang.

Bagaimana cara kita untuk menghargai kemerdekaan?

Proklamator kemerdekaan Indonesia, yang juga Presiden RI yang pertama, Soekarno pernah berwasiat, “Tugasku adalah bagaimana mempersiapkan kemerdekaan, tugas kalian anak cucu nanti untuk mengisi kemerdekaan.”

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Mengisi kemerdekaan Indonesia adalah suatu hal yang menantang, karena dibutuhkan semangat-semangat pemuda kuat. Bukan pemuda cengeng, yang ketika putus cinta seperti merasa kiamat dunia.

Pemikiran Soekarno memiliki semangat-semangat kebangsaan. Kata-kata bijak Soekarno tentang kebangsaan patut diperhatikan lagi untuk membangkitkan semangat cinta tanah air.

Apalagi dengan berbagai masalah yang terjadi di negara kita belakangan ini, semangat cinta tanah air tentunya menjadi penting untuk ditumbuhkan di hati setiap masyarakat Indonesia.

“Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak.”

“Negara ini, Republik Indonesia, bukan milik kelompok manapun, juga agama, atau kelompok etnis manapun, atau kelompok dengan adat dan tradisi apa pun, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!”

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”

“Itulah konsep nasionalisme yang didirikan Indonesia. Bukan orang Jawa, bukan orang Sumatera, bukan orang Kalimantan, Sulawesi, Bali atau lainnya, tapi orang Indonesia, yang bersama-sama menjadi fondasi satu kesatuan nasional.”

“Tidak ada satu negara yang benar-benar hidup jika tidak ada seperti kuali yang mendidih dan terbakar, dan jika tidak ada benturan keyakinan di dalamnya.”

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”

“Menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukkan diri sendiri disebut penakluk yang brilian!”

“Jangan pernah melupakan sejarah. Ini akan membuat dan mengubah siapa diri kita.”

“Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, tapi berpikir tanpa belajar sangat berbahaya!”

“Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, tapi seorang pemuda mampu mengubah dunia!”

Oleh karena itu marilah kita syukuri dan isi kemerdekaan negara ini, dengan bersama-sama membangun untuk memajukan bangsa.

Jangan pernah kita sia-siakan jasa para pahlawan yang telah sekian ratus tahun berjuang dengan darah dan keringat demi membebaskan bumi Nusantara dari pendudukan Belanda, Inggris, Portugal, Spanyol.

Indonesia bisa mendapatkan kemerdekaan itu sesungguhnya tidak gratis. Bahkan setelah mempromosikan kemerdekaan pun Belanda yang membonceng Inggris masih tetap ingin menguasai negara ini. Setelah Belanda mundur pun, Indonesia harus menanggung utang yang mereka tinggalkan.

Dan jangan lupa untuk mendoakan saudara-saudara kita yang sampai saat ini masih terus berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan di Palestina.

Sesuai dengan Preambule UUD 1945, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan.”