Menteri Keuangan Sri Mulyani mendengarkan pertanyaan saat paparan realisasi pelaksanaan APBNP 2016 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (3/1). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 tumbuh lima persen, lebih rendah dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 sebesar 5,2 persen. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/foc/17.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan akan menjaga transisi pergantian Direktur Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, agar tidak berdampak negatif pada upaya penghimpunan penerimaan negara di sisa tahun 2017.

“Pokoknya kita tetap menjaga agar keberlangsungan DJP tetap fokus, karena ini masa kritis jelang akhir tahun,” kata Sri di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jakarta, Kamis (23/11).

Sri mengatakan sudah menginstruksikan Direktorat Jenderal Pajak agar meningkatkan koordinasi dengan Kantor Wilayah Pajak di seluruh daerah guna mengoptimalkan upaya-upaya menghimpun penerimaan pajak.

Sayangnya, dalam kesempatan tersebut, Sri masih enggan menjelaskan mengenai calon pengganti Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi yang masa jabatannya akan habis pada 1 Desember 2017.

Sri juga enggan menanggapi informasi yang menyebutkan Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Robert Pakpahan telah ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Ken.

“Saya tidak bisa berkomentar. Bagi Kemenkeu itu kalau sudah ada penetapan dari Presiden, saya tidak berkomentar terhadap rumor,” ujarnya.

Pada Kamis pagi ini, beredar informasi yang menyebutkan bahwa Robert Pakpahan terpilih menjadi Dirjen Pajak untuk menggantikan Ken.

Adapun hingga pertengahan Oktober 2017, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp876,58 triliun atau sekitar 68,29 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar Rp1.283,6 triliun. Itu berarti dalam sisa dua setengah bulan hingga tutup tahun, Ditjen Pajak harus mengejar sisa target penerimaan sebesar Rp407,02 triliun.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: