Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen menurun (IKK) tipis pada Agustus 2016, karena beberapa indikator seperti kesempatan kerja dan penghasilan, namun secara keseluruhan persepsi konsumen terhadap perekonomian masih dalam rentang optimistis.

“Persepsi konsumen terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menurun moderat dari 114,2 poin menjadi 113,3 poin pada Agustus 2016,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Senin (5/9).

Penurunan itu karena Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) melemah empat poin menjadi 97,2 poin per Agustus 2016 dari 93,2 poin.

“Indeks Keyakinan Konsumen Agustus 2016 masih berada dalam level optimistis sebesar 113,3 poin meski sedikit lebih rendah dibandingkan Juli 2017,” kata dia.

Persepsi konsumen tersebut merupakan intisari dari survei konsumen BI yang dilakukan terhadap 4.600 rumah tangga responden secara acak di 18 kota.

Tirta menjelaskan penurunan IKK tersebut karena melambatnya semua komponen dalam IKE, yakni indeks ketersediaan lapangan kerja per Agustus 2016 sebesar 79,0 atau turun 6,8 poin.

Kemudian indeks penghasilan saat ini pun turun menjadi 117,4 dari 119,5 poin dan indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama juga turun menjadi 95,3 dari 98,3 poin.

“Penurunan IKE terjadi di 13 kota dengan penurunan indeks terbesar di Banten yang minus 13,7 poin dan Semarang minus 13,4 poin,” imbuh Tirta.

Namun, konsumen tetap memandang positif terhadap kondisi ekonomi hingga setidaknya pada enam bulan mendatang. Hal itu, tutur Tirta, dengan terangkatnya Indeks Ekspetasi Konsumen menjadi sebesar 129,5 poin atau naik 2,4 poin pada Agustus 2016 dibanding Juli 2016.

Pada bulan ke delapan tahun ini, bank sentral juga melihat ada peningkatan konsumsi masyarakat.

Hal tersebut terlihat dari meningkatnya rasio pendapatan yang digunakan untuk konsumsi (averafe prospensity to consume ratio ) sebesar 70,9 persen atau tumbuh 1,8 persen. Indikator lainnya, porsi tabungan terhadap pendapatan (savings to income ratio) masyarakat menurun 1,8 persen menjadi 16,7 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka