Jakarta, Aktual.com — Presiden Joko Widodo telah resmi mencopot Rachmat Gobel dari jabatannya sebagai Menteri Perdagangan dan menggantinya dengan Thomas Trikasih Lembong.

Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas T Lembong atau Tom Lembong menjadi pendatang baru di kabinet Jokowi-JK. Sosok Tom yang berlatar belakang pengusaha, disebut-sebut sebagai salah satu relawan Jokowi.

Thomas merupakan pengusaha muda dan memiliki gelar Bachelor of Arts dari Harvard University pada 1994 lalu. Dia juga sempat terpilih menjadi Young Global Leader (YGL) oleh World Economic Forum (WEF) pada 2008 lalu.

Berdasarkan penelusuran Aktual yang diperoleh dari beberapa referensi, Thomas lembong pada tahun 2005 bersama-sama Bratanata dan Soegeng Wiboso mendirikan perusahaan Quvat yang terdaftar di Singapura. Tom merupakan cofounder salah satu perusahaan investasi Indonesia yang terkemuka, yakni Quvat Capital yang mengelola komitmen dana USD500 juta dan 11 portofolio perusahaan dari berbagai sektor, termasuk logistik laut, konsumsi dan keuangan.

Thomas Lembong pada krisis ekonomi tahun 2008 melalui Quvat membeli obligasi Garuda Indonesia mencapai 23 persen, sedangkan Obligasi PLN mencapai 18 persen.

“We are really quite expert in lending and fixed income. Investing in distressed bonds can make you a lot of money,” ujar Tom dilansir dari ForbesIndonesia.

Selain itu, selama dua tahun, Thomas juga sempat menjabat sebagai Division Head dan Senior Vice-President dari Indonesian Bank Restructuring Agency.

Thomas juga disebut-sebut sebagai salah seorang yang dipercaya Jokowi untuk memberi masukan soal ekonomi. Dia juga merupakan pemilik galangan kapal di Batam yang baru-baru ini dikunjungi Presiden Jokowi serta merupakan pemilik Megablitz Cineplex.

Perlu diketahui juga, belasan tahun lalu Thomas dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab mengelola aset para obligor BLBI di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Jabatan yang dipegang Lembong waktu itu adalah Kepala Divisi Asset Management Investment (AMI) BPPN. Media kerap mengutip Lembong terkait penjualan aset-aset obligor kakap. Termasuk yang menjadi sorotan ketika restrukturisasi aset Sinar Mas era tahun 2001.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka