Sementara ekspor nonmigas membaik dengan pertumbuhan 2,17 persen (yoy), dari kontraksi 0,65 persen pada kuartal I 2019. Meskipun demikian, ekspor nonmigas masih tumbuh melambat jika dibandingkan kuartal II 2018 yang sebesar 8,51 persen (yoy). Sedangkan ekspor jasa masih tumbuh di 0,27 persen (yoy).

Sedangkan untuk pembentuk pengeluaran pertumbuhan ekonomi Indonesia dari investasi atau PMTB di kuartal II 2019 menunjukkan nyaris seluruh sektor tumbuh lebih lambat dibandingkan kuartal II 2018, kecuali investasi bangunan.

Secara keseluruhan investasi di kuartal II 2019 hanya naik 5,01 persen atau lebih lambat dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar 5,03 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kuartal II 2018 yang sebesar 5,85 persen.

“Hanya komponen investasi bangunan pada kuartal II 2019 yang lebih baik dari kuartal II 2018 yakni tumbuh 5,4 persen dibandingkan 5,02 persen, sedangkan sektor mesin-perlengkapan, kendaraan, peralatan lainnya, CBR, dan produk kekayaan intelektual tetap tumbuh tapi lebih lambat,” ujar dia.

Selain ekspor dan investasi, komponen pengeluaran untuk pertumbuhan ekonomi lainnya tumbuh positif, seperti konsumsi rumah tangga, dan konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga menjadi sumber tertinggi pertumbuhan ekonomi dengan andil 2,77 persen. Adapun konsumsi rumah tangga di kuartal II mencapai 5,17 persen (yoy), dan konsumsi pemerintah bertumbuh 8,23 persen.

Artikel ini ditulis oleh: