Sebuah pesawat bersiap melakukan pendaratan di Jakarta, Rabu (4/1). BPS mencatat sepanjang Desember 2016 terjadi inflasi sebesar 0,42 persen dengan salah satu faktor penyebab inflasi ialah kenaikan harga tiket pesawat. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/pd/17.

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan sumber tekanan terhadap pergerakan harga barang pada Desember 2019 akan lebih banyak disebabkan oleh kenaikan harga tiket pesawat, menyusul meningkatnya permintaan jasa transportasi menjelang liburan Natal dan Tahun Baru.

Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, memproyeksikan ancaman inflasi di akhir tahun lebih banyak bersumber dari sub-kelompok transportasi yakni angkutan udara, karena harga komoditas yang rentan bergejolak seperti di kelompok pengeluaran bahan makanan, misalnya beras, diperkirakan stabil atau mengalami volatilitas harga yang rendah.

“Dari sisi makanan adalah stabil di bulan ke-12, tapi yang mesti diwaspadai adalah tarif angkutan udara. Biasanya, tiket permintaan naik maka akan terjadi kenaikan di harga tiket juga,” ujar dia.

Setiap tahunnya pada Desember diyakini sebagai momentum konsumsi tinggi yang rentan meningkatkan inflasi, selain momentum Ramadhan dan Idul Fitri di pertengahan tahun. Suhariyanto memaparkan harga kelompok pengeluaran bahan makanan memang meningkat dalam beberapa waktu terakhir, namun masih dalam level yang rendah.

“Harga beras saya tidak khawatir sebab beberapa bulan terakhir meskipun harga gabah level petani naik sekitar satu persen, tapi level grosir dan eceran hanya naik sekitar 0,12 persen . Harga beras diperkirakan stabil di Desember 2019,” ujar dia.

Sebagai gambaran pada Desember 2018 inflasi meningkat hingga 0,62 persen (mtm) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) senilai 135,9.

Inflasi Desember tahun lalu ini disumbang dengan kenaikan harga pada dua kelompok pengeluaran yakni bahan makanan dengan inflasi mencapai 1,45 persen serta andil 0,29 persen dari inflasi umum, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang tercatat inflasi senilai 1,28 persen dengan andil 0,24 persen dari total inflasi umum.

Komoditas yang menjadi pendorong kenaikan inflasi pada Desember 2018 adalah harga daging ayam ras senilai 0,07 persen dan telur ayam ras senilai 0,09 persen. Selain itu, harga bawang merah dan harga beras juga turut memberi andil dalam inflasi Desember 2018 dengan masing-masing nilai 0,05 persen dan 0,03 persen.

Adapun Suhariyanto masih meyakini inflasi Desember 2019 tidak akan mengancam target pencapaian inflasi umum oleh pemerintah di tahun ini sebesar 3,5 persen. Hingga November 2019, dengan inflasi bulanan 0,14 persen (mtm), maka inflasi tahunan sebesar 3,0 persen (yoy).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan