Jakarta, aktual.com – Maruarar Sirait mengadakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo sebelum secara resmi mengundurkan diri dari PDIP. Keputusan Maruarar untuk mundur dianggap sebagai petunjuk penting bagi para pendukung setia Jokowi yang masih berada di dalam PDIP.

“Ini kehilangan besar buat PDIP apalagi dilakukan sebulan sebelum pemilu,” kata pendiri Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi kepada wartawan, Rabu (17/1).

Burhanuddin memeriksa jejak karier Maruarar dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir di PDIP. Maruarar, yang telah memberikan dukungannya kepada Jokowi sejak tahun 2014, sering mengalami akibat politik di dalam lingkungan PDIP.

“Bung Ara menjadi pioner munculnya Pak Jokowi sebagai capres. Dan ketika Pak Jokowi menang menimbulkan komplikasi dan pada saat Bung Ara dipilih jadi menteri justru menuai penolakan yang datang dari partainya sendiri. Tetapi Ara tetap loyal meskipun akhirnya dipindah dapil, dicopot posisinya dari DPP dan TMP,” papar Burhan.

“Jadi 9 tahun terakhir itu masih menunjukkan kesabaran. Tapi kesabarannya habis dengan hubungan Jokowi dan PDIP yang semakin panas. Jadi langkah Bung Ara pamit dari PDIP mengikuti konstelasi Pak Jokowi karena dia memang orang Jokowi, ketika melihat hubungan PDIP dan Jokowi semakin merenggang menjelang Pemilu 2024, dia memilih ikut Pak Jokowi,” lanjut Burhan.

Maruarar bukanlah satu-satunya individu yang terkait dengan Jokowi yang meninggalkan PDIP. Burhan mencatat bahwa Budiman Sudjatmiko, Bobby Nasution, dan tidak ketinggalan Gibran Rakabuming, yang menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto, juga mengambil langkah serupa. Perginya Maruarar dianggap sebagai petunjuk bagi para pendukung setia Jokowi yang masih berada dalam diam.

“Jadi pamitnya Bung Ara dari PDIP ini memang sebagai sebuah kehilangan besar karena memberi signal kepada basis Pak Jokowi yang berada PDIP untuk mencari opsi lain,” ujar Burhan.

Beberapa pihak menyatakan bahwa secara de facto Jokowi telah keluar dari PDIP. Namun, Burhan meyakini bahwa Jokowi tidak akan mengumumkan perpisahannya secara terbuka; sebaliknya, dia hanya akan memberikan isyarat politik sebagai bentuk komunikasi.

“Untuk Pak Jokowi sangat bergantung konstelasi ke depan. Tapi untuk pindah secara frontal sepertinya tidak. Jadi direfleksikan orang-orang seperti Bang Ara, gestur yang makin mendukung Pak Prabowo-Gibran. Jasi tidak langsung keluar, kecuali dipecat,” ujarnya.

Tentang kemana arah Maruarar akan beralih, Burhan masih tidak dapat meramalkan. Yang pasti, Burhan yakin bahwa Maruarar akan memberikan dukungan kepada calon presiden yang sama seperti Jokowi.

“Dia akan mengikuti ke mana arah Pak Jokowi memberikan blessing ke paslon nomor dua,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain

Tinggalkan Balasan