Beijing, Aktual.com – Pemerintah China berjanji akan terus mendukung pembangunan empat koridor ekonomi Indonesia dalam kerangka kerja sama bilateral yang lebih praktis.

“Kami akan terus meningkatkan sinergi dalam kerja sama yang lebih praktis terkait pembangunan di Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali sebagai koridor ekonomi yang komperehensif,” kata Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dalam pernyataan pers bersama Menlu RI Retno LP Marsudi sesuai Pertemuan Ke-3 Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral (JCBC) China-Indonesia di Beijing, ditulis Sabtu (10/2).

Pihaknya berharap agar ada dimensi baru dalam mekanisme dialog JCBC untuk memantapkan kerja sama strategis kedua negara tersebut.

“Kami juga berharap ada kerja sama di bidang yang baru dalam hubungan kemitraan strategis pada masa-masa mendatang,” ujarnya.

Menurut dia, dalam JCBC juga membahas tindak lanjut pembangunan sesuai inisiatif Jalur Sutera dan Jalur Maritim Abad ke-21 (Belt and Road) yang telah disepakati antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo pada bulan Mei 2017.

“Kami juga akan berjalan bersama untuk mendukung upaya-upaya mencegah proteksi. China dan Indonesia sebagai negara yang sama-sama maju secara ekonomi, kami yakin memiliki tanggung jawab untuk menegakkan rezim perdagangan bebas,” ujar Wang Yi.

Sementara itu, Menlu Retno mengatakan bahwa untuk membahas lebih lanjut pembangunan empat koridor ekonomi di Sumut, Kaltara, Sulut, dan Bali, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan akan berkunjung ke Beijing pada bulan Maret mendatang.

Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan bahwa hubungan kemitraan ekonomi, khususnya perdagangan, harus dilandasi oleh asas keseimbangan.

“Indonesia menginginkan perdagangan yang lebih seimbang. Kami berharap (ekspor) produk-produk unggulan Indonesia, seperti CPO (minyak kelapa sawit) dapat ditingkatkan dan hal ini sudah dibahas dalam kunjungan Presiden Jokowi tahun lalu,” katanya.

Pihaknya juga menyambut baik ekspor manggis dari Indonesia ke China yang sudah dimulai pada akhir tahun lalu.

Demikian pula dengan kontribusi wisatawan China yang mencapai dua juta orang ke Indonesia menjadi catatan positif dalam hubungan strategis kedua negara yang sudah berlangsung selama lima tahun.

Ia menyebutkan bahwa nilai perdagangan kedua negara selama 2017 telah mencapai angka 63 miliar dolar AS.

Sementara nilai investasi China di Indonesia pada 2017 sudah mencapai lebih dari 3 miliar dolar AS.

Inevstasi tersebut antara lain digunakan untuk proyek-proyek terkait pembangunan infrastruktur guna menyinergikan konsep pembangunan poros maritim di Indonesia.

“Namun yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga konsep ‘ownership’ masing-masing negara. Kedua negara juga telah memiliki kemitraan strategis yang komperehensif seperti yang telah disampaikann oleh Menlu Wang Yi bahwa kita memiliki rencana aksi 2017-2021 yang dapat digunakan sebagai pemandu hubungan bilateral,” ujarnya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: