Pemerintah telah menyusun dan membahas Rencana Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Disebutkan, belanja pemerintah pusat mencapai Rp1.310,4 triliun, hampir sama dengan APBNP 2016 sebesar Rp1.306,7 triliun. Belanja pemerintah pusat ini akan meliputi tiga fokus pekerjaan diantaranya mendukung pembangunan infrastruktur, pengurangan kesenjangan dan kemiskinan, serta penciptaan lapangan kerja. AKTUAL/Munzir
Deretan rumah penduduk dengan latar gedung apartemen dan perkantoran di Jakarta, Senin (6/2/2017). Pemerintah telah menyusun dan membahas Rencana Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Disebutkan, belanja pemerintah pusat mencapai Rp1.310,4 triliun, hampir sama dengan APBNP 2016 sebesar Rp1.306,7 triliun. Belanja pemerintah pusat ini akan meliputi tiga fokus pekerjaan diantaranya mendukung pembangunan infrastruktur, pengurangan kesenjangan dan kemiskinan, serta penciptaan lapangan kerja. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Konsultan properti Colliers International menyatakan ada 11 perkantoran baru yang bakal beroperasi di luar CBD atau daerah sentrabisnis di kawasan Jakarta pada tahun 2018.

“Akan ada 11 gedung perkantoran yang bakal selesai tahap konstruksinya dan akan mulai beroperasi pada sepanjang 2018. Sebanyak 11 gedung perkantoran ini akan berkontribusi terhadap ruang kantor ibukota sekitar 250.000 meter persegi,” kata Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/4).

Ke-11 gedung perkantoran itu antara lain adalah tiga gedung di Jakarta Pusat (One Tower, Wisma Kartika, dan Tamansari Parama), serta dua gedung di Jakarta Barat (St Moritz Office Tower dan Ciputra International Office Tower 1).

Di Jakarta Selatan, terdapat lima gedung baru seperti Soho Pancoran, Robina Tower, dan One Belpark Office. Termasuk pula dua gedung perkantoran baru di kawasan komersial TB Simatupang, yaitu gedung The Sima dan Zuria.

“Kedua gedung itu (The Sima dan Zuria) akan menambahkan pasokan kumulatif dari seluruh kawasan perkantoran di TB Simatupang mencapai sekitar satu juta meter persegi pada 2018,” ungkapnya.

Sedangkan di Jakarta Utara, ujar dia, akan ada banyak kawasan gedung perkantoran khususnya di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK), seperti Arcade Business Center pada 2018 dan Agung Sedayu Office Tower pada 2019 mendatang.

Ia memaparkan, ekspansi gedung perkantoran komersial di PIK bakal melengkapi konsep kawasan bisnis terintegrasi di mana pusat perbelanjaan dan pembangunan perumahan kalangan atas telah terbangun sebelumnya.

Berdasarkan data Colliers, jumlah pasokan ruang perkantoran di wilayah DKI Jakarta bakal menjadi yang terbesar pada tahun 2018 ini dibandingkan dengan jumlah pasokan ruang tahun-tahun sebelumnya.

Hal tersebut karena sejumlah proyek gedung perkantoran yang baru masuk pada 2018 semuanya berukuran sangat besar, seperti dua gedung baru di CBD yaitu Prosperity dan Treasury Tower. Kedua gedung baru tersebut bakal berkontribusi kepada penambahan ruang perkantoran sekitar 200.000 meter persegi.

Sedangkan secara total, jumlah pasokan kumulatif pada kuartal I-2018 di Jakarta adalah 6,2 juta meter persegi.

Hal tersebut sudah termasuk kepada sekitar 470.000 meter pesergi ruang perkantoran baru yang akan beroperasi sepanjang tahun 2018. Sedangkan dari 2018 hingga 2012, ruang pernantoran baru total adalah sekitar 1,2 juta meter persegi.

Selain itu, situasi saat ini adalah “tenant market”, yang berarti pihak yang membeli ruang perkantoran lebih memegang kendali, maka dengan demikian harga transaksi juga bisa berpotensi jauh lebih rendah daripada harga penawaran.

Sejak awal tahun, Colliers telah menyoroti kelebihan pasokan perkantoran dan apartemen di kawasan DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya yang dinilai dapat mengakibatkan dinamika pada sektor properti pada 2018.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka