Jakarta, Aktual.co —   Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah tumbuh rata-rata 5,9 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Bahkan telah tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga setelah Tiogkok dan India. Tetapi jika diihat berbagai fakta hasil pembangunan yang dicapai, Indonesia masih memerlukan banyak pekerjaan rumah.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Hendri Saparini mengatakan bahwa Indonesia harus mengimbangi pembangunan yang terjadi di negara Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia juga harus mengerjar ketinggalan dalam daya saing ekspor.

“Pertumbuhan ekonomi yang mediocre tidak akan cukup karena Indonesia tidak sekedar harus mengimbangi pembangunan yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara, tapi Indonesia harus mengejar ketertinggalan yang sudah sangat jauh dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun daya saing ekspor,” ujar Hendri di Hotel JS Luwansa Jakarta, Kamis (6/11).

Selain itu, dirinya juga mengatakan pembangunan selama ini belum mampu mengangkat sebagian besar masyarakat dari jerat kemiskinan. Oleh karena itu menurutnya pemerintah harus bekerjasama melakakukan pembangunan ekonomi.

“Pemerintah dan lembaga tinggi negara lainnnya kami harapkan dapat bersinergi untuk melakukan pembangunan ekonomi yang dapat menghasilkan lompatan besar, khususnya dalam mengejar keberhasilan yang telah diraih banyak negara di Asia,” pungkasnya.

Untuk diketahui dalam lima tahun terakhir penduduk miskin Indonesia hanya turun tiga persen, dari 14,15 persen tahun 2009 menjadi 11,25 persen tahun 2014. Realisasi pengurangan jumlah penduduk miskin tersebut meleset 2-3 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yakni 8-10 persen tahun 2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka