Estu yang sebelumnya merupakan karyawan suatu perusahaan gim dari luar negeri itu mengatakan kesulitan pemasaran dapat diakali, salah satunya, dengan memanfaatkan “platform” besar yang kini juga menyediakan kanal untuk gim buatan “startup”, antara lain Facebook dan Line, di samping menjual aplikasi gim ke sistem telepon pintar, seperti AppStore atau Google PlayStore.

“Sekarang ada empat gim kami yang sudah masuk di Facebook, dan beberapa yang bisa dibeli di iPhone dan android, meskipun yang kedua itu lebih lama kejualnya,” kata dia.

Seniman gim itu menambahkan, para pegiat “startup” gim juga dapat memanfaatkan program-program pemerintah untuk pengembangan “startup,” seperti yang pernah diikuti Noobzilla pada 2016.

Saat itu Noobzilla mendapatkan dana pengembagan dari program insentif pemerintah yang diberikan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Untuk meminimalisasi biaya operasional, Estu mengatakan Noobzilla hanya memiliki dua pimpinan yaitu CEO yang merangkap kepala teknologi informasi (CTO) dan dirinya yang menjadi CFO sekaligus seniman gim.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby