Seorang warga memperlihatkan uang yang baru ditukarkan di loket mobil kas keliling milik Bank Indonesia, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (6/6). Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Tengah menyiapkan uang tunai sebesar Rp19,5 triliun untuk keperluan penukaran uang baru yang disalurkan kepada masyarakat melalui perbankan. ANTARA FOTO/R. Rekotomo/foc/17.

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia mengakui kondisi investasi asing memang dianggap belum optimal. Apalagi beberapa investor juga banyak yang mulai melepas portofolio yang diinvestasikannya. Salah satunya di instrumen Surat Berharga Negara (SBN).

“Sampai saat ini, masih tunjukkan kenaikan, beberapa minggu terakhir ada adjustment di portofolio misalnya di pasar saham sama di obilgasi. Juga di SBN ternyata ada pergerakan outflow (dana keluar),” tandas Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Jakarta, ditulis Sabtu (21/10).

Masalah ini, kata dia, karena kondisi pelaku pasar masih menunggu pergantian calon Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

Karena saat ini, pasar masih menunggu apakah masih tetap dipegang Janet Yellen apakah ganti dengan nama-nama yang banyak dibicarakan saat ini, seperti Jhon Taylor atau Cavin Wost.

“Jadi pasar sedang meneliti apakah mereka itu alirannya dovish hawkish?Hawkish itu yang dianggap bahwa mereka senang dengan monetery yang ketat, dovish itu senangnya dengan moneter yang longgar. Itu pasar masih wait and see,” jelas Mirza.

Artikel ini ditulis oleh: