Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat 'groundbreaking' pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/1). Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 km tersebut bertujuan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian, khususnya daerah Jakarta dan Bandung ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./kye/16

Jakarta, Aktual.com — Seperti yang sudah diguga sebelumnya, bahwa pemerintahan pemerintahan Joko Widodo akan menjadi pelampung penyelamat dari ambruknya perusahaan perusahaan China yang bergerak di bidang infrastruktur dan properti. Pasalnya, perusahaan-perusahaan China tersebut sedang merintih akibat membengkannya utang, meningkatnya kewajiban akibat ambruknya pasar keuangan termasuk Bursa saham di China.

“Perusahaan di bidang infrastruktur dan properti yang tengah sekarat tersebut sedang berupaya menciptakan utang baru melalui pasar keuangan, meningkatkan kembali harga saham yang merosot,” ujar pengamat ekonomi AEPI, Salamuddin Daeng di Jakarta, Selasa (26/1).

Namun, lanjutnya, semuanya sangat ditentukan oleh kemampuan mereka untuk medapatkan kontrak kontrak pembangunan infrstruktur baru di luar China.

“Pertolongan tersebut baru-baru ini didapatkan dari Indonesia. Presiden Jokowi resmi menyerahkan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung kepada BUMN China “China Railway Construction Corp Ltd (CRCC)” sebuah Perusahaan milik Negara yang 61,33% sahamnya dimiliki oleh China Railway Construction Corporation (CRCCG),” jelasnya.

Menurut Daeng, Perusahaan yang berbasis di Beijing tersebut tengah sekarat. Perusahaan memiliki utang menggunung yakni 3,1 triliun yuan pada akhir September 2013 atau setara dengan utang pemerintah dari Brasil, utang tersebut terus menggunung.

Hingga tahun 2015 saham perusahaan terus merosot hinga 150%.  Pada 2016 utang perusahaan 4.5 x EBITDA (penerimaan kotor perusahaan sebelum bunga, pajak, amortisasi dan defresiasi).

“Perusahaan tersebut telah mengalami gagal bayar terhadap utang utangnya. Ulasan berbagai media internasional menyebutkan bahwa investasi China Railway Corp yang tidak membawa hasil yang positif, dan harus mengandalkan pinjaman dan penjualan obligasi untuk mendanai proyek-proyek baru,” tambahnya.

Proyek kereta cepat Jokowi, lanjutnya, adalah landasan bagi perusahaan CHINA untuk Menumpuk Utang baru. Utang yang dijamin oleh pemerintah namun rakyat Indonesia yang akan membayar. Rakyat Indonesia yang akan melunasi utang perusahaan China, rakyat indonesia yang  menggaji Pekerja Pekerja China.

“Proyek baru yang diperoleh dari pemerintahan yang bersedia menjadi antek China, yang bersedia membuat kontrak yang menguntungkan China, yang bersedia membayar investasi China dengan skema full cost recovery, yang bersedia mencekik rakyatnya dengan kewajiban membayar mahal infrastruktur publik,” tegasnya.

“Indonesia hebat di bawah pemerintahan Jokowi, Rakyat Indonesia akan menjadi bemper yang menahan ambruknya ekonomi China. Rakyat yang akan menanggung beban penderitaan demi keselamatan ekonomi China, Rakyat Indonesia yang menguras kantongnya demi kemakmuran perusahaan China dan kesejahteraan Pekerja  China,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka