Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) berjualan di trotoar Jalan Jati Baru, kawasan Tanah Abang, Jakarta, Jumat (12/5/2017). Keberadaan pedagang yang berjualan di trotoar menganggu akses pejalan kaki yang melintas di kawasan itu. AKTUAL/Munzir

Surabaya, Aktual.com – Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) mengaku anggotanya siap mendukung calon Gubernur Jawa Timur yang peduli terhadap penataan maupun pemberdayaan PKL setempat.

“Secara organisatoris, APKLI tidak terlibat politik praktis. Akan tetapi, jika ada yang berkomitmen, secara personal atau individu didorong mendukungnya,” kata Ketua Umum DPP APKLI Ali Mahsun di sela pertemuan dengan pengurus DPD APKLI se-Jatim di Surabaya, Selasa (30/5) malam.

APKLI, kata dia, secara organisatoris tak termasuk dalam gerakan dukung-mendukung kandidat tertentu. Namun, sebanyak 4,9 juta pedagang se-Jatim yang tergabung di dalamnya diyakini berdampak dan berpengaruh pada perolehan suara.

Menurut dia, hanya satu kriteria yang diharapkan dari APKLI terhadap kandidat, baik calon Gubernur maupun wali kota/bupati yang bertarung di pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak mendatang, yaitu keberanian kepala daerah mengeluarkan peraturan berpihak kepada PKL.

“Tidak banyak kontrak politiknya, bahkan hanya satu, yakni komitmen menerbitkan peraturan daerah yang berkaitan dengan penataan dan pemberdayaan PKL di wilayahnya,” ucapnya.

Khusus untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, dia mengaku belum ada komunikasi dari kandidat karena dinilainya masih terlalu dini memikirkan pilkada yang digelar serentak pada bulan Juni 2018.

“Belumlah, ini masih terlalu ‘pagi’. Pokoknya kalau ada yang komitmen dan memberikan kepedulian nyata, akan didorong secara personal untuk mendukungnya,” katanya.

Di sisi lain, DPP APKLI mengumpulkan DPD kabupaten/kota se-Jatim dalam rangka memperkuat ekonomi kerakyatan agar makin tertata dan bertahan di tengah era globalisasi.

Selain itu, kehadirannya bersama pengurus DPP di Surabaya juga dalam rangka bedah buku berjudul “Revolusi Kaki Lima Indonesia” yang ditulisnya di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). (ant)

Artikel ini ditulis oleh: